Nasional
UKP-PIP Bentukan Jokowi Banyak Diisi Oleh Tokoh Agama
Presiden Jokowi telah melantik Dewan Pengarah dan Kepala UKP Pembinaan Ideologi Pancasila (UKP-PIP). Nama yang dilantik sebagai Dewan Pengarah kebanyakan diisi oleh tokoh agama.
Ada 9 orang Dewan Pengarah UKP-PIP. Mereka adalah Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri, mantan Wakil Presiden Jenderal TNI (Purn) Try Sutrisno, Ketum MUI KH Ma’ruf Amin, mantan Ketua MK Mahfud MD, mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof Dr Syafii Maarif, Ketum PBNU KH Said Aqil Siroj, Pendeta Prof Dr Andreas Anangguru Yewangoe, Ketum Parisadha Hindu Mayjen TNI (Purn) Wisnu Bawa Tenaya, dan Ketua Dewan Pengawas Majelis Budhayana Indonesia Sudhamek.
“Faktanya di Indonesia ini organisasi kemasyarakatan yang paling powerfull dan juga sering sekali jadi inti persoalan memang ormas yang ada kaitannya dengan keagamaan,” kata Kepala Pelaksana UKP-PIP Yudi Latif dalam wawancara dengan detikcom di kediamannya, Jl Bunga Lily, Bintaro, Jakarta Selatan, Kamis (8/6/2017).
Yudi tak memungkiri jika ada konflik etnis di Indonesia. Tetapi konflik etnik relatif lebih cepat direkonsiliasi ketimbang konflik agama.
“Agama ini kan nation-wide, jadi kalau ada satu titik bermasalah seluruhnya ikut bergetar. Jadi ‘gembala masyarakat’ yang paling powerfull saya kira tokoh agama itu,” ungkap Yudi.
Dia lalu menganalogikan bahwa saat ini negara tengah meminta tolong kepada para tokoh agama untuk menyejukkan suasana. Para tokoh agama ini diminta untuk membuat umatnya bisa menghargai keberagaman.
“Pasti tiap agama itu sejak awal beri bekal kepada umatnya untuk bisa memasuki pergaulan majemuk, bukan berarti Pancasila tercerabut dari nilai agama. Karena Pancasila itu sebagai moral publik, sebenarnya moral yang juga bahan dasarnya nilai keagamaan,” tutur dia.
Yudi kemudian menggambarkan agama sebagai menara tinggi yang masing-masing menjulang ke langit. Para penghuni menara bisa jadi tak berinteraksi satu sama lain jika tak dijembatani.
Dia menyatakan bahwa Pancasila berisi nilai-nilai ajaran tiap agama yang mengatur tentang kehidupan berbangsa. Itu yang menyebabkan nilai-nilai Pancasila bisa diterima oleh seluruh umat beragama.
“Jembatan yang bisa menjembatani berbagai etnis, ras, agama itu Pancasila,” kata Yudi.