Nasional
Kisah Kedekatan Presiden Jokowi dan Habib Luthfi
Saat menghadiri peringatan Maulid Nabi di gedung Kanzus Sholawat, Pekalongan, Presiden Joko Widodo tampak menggandeng Habib M Luthfi bin Yahya. Rupanya kedekatan keduanya berawal saat Jokowi masih berstatus sebagai Wali Kota Solo.
“Saya kenal Jokowi bukan baru-baru ini, saya kenal Pak Jokowi sudah lama, sejak masih jadi Wali Kota Solo,” kata Habib di area gedung Kanzus Sholawat, Pekalongan, Jawa Tengah, Minggu (8/1/2017).
Jokowi tampak mengenakan setelah jas hitam, peci hitam, dan sarung saat menghadiri peringatan Maulid Nabi yang dipimpin Habib Lutfi. Kedatangan Jokowi di Kanzus Sholawat disambut langsung oleh Habib.
Mengenakan gamis putih dan surban warna putih dan hijau, Habib sesekali tersenyum saat menyambut Jokowi. Keduanya bahkan tampak akrab dengan bergandengan tangan menuju lokasi acara.
Setiba di lokasi, Jokowi memberikan sambutan kepada jemaah dengan Habib Luthfi berdiri di sampingnya.
Setelah itu ada doa bersama di mana lagi-lagi Jokowi duduk bersebelahan dengan Habib. Keduanya terlihat khusyuk berdoa.
Tampak di samping kanan Jokowi adalah Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Di sebelah Ganjar ada Menteri PUPR Basuki Hadimuljono.
Dalam sambutannya, Jokowi memberikan contoh kepada seluruh jemaah majelis selawat terkait persatuan dan kesatuan NKRI.
“Seperti dicontohkan Nabi dalam hal politik, kekuatan politik. Rasul pernah membentuk kontrak politik dengan semua unsur, dengan semua komponen masyarakat, melalui Piagam Madinah untuk mempersatukan, untuk kesatuan. Dengan piagam ini, jelas sekali bahwa ajaran Islam, umat Islam, menghargai kemajemukan suku, kemajemukan golongan, beraneka macamnya agama,” ucap Presiden Jokowi, Minggu (8/1/2017).
Presiden juga mengingatkan bahwa Indonesia memiliki lebih dari 700 suku dan lebih dari 1.100 bahasa lokal yang penuh dengan kemajemukan. Menurut Jokowi, kemajemukan tersebut merupakan anugerah yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa.
“Kita dianugerahi Allah bermacam-macam itu anugerah yang wajib disyukuri dan harus dijaga kesatuan. Kita beda dengan negara lain hanya 1 suku, kita 700 patut disyukuri kekuatan kalau kita bisa membangun kesatuannya, ini patut disyukuri kalau kita bisa gali potensi,” urainya