luar negeri
Australia Ungkap Ambisi Panglima TNI dalam Pilpres 2019, dan Upaya Lemahkan Jokowi
SEBUAH Artikel yang ditulis oleh John McBeth, seorang analis dari lembaga think thankAustralia Strategic Policy Institute (ASPI), mengungkapkan ambisi Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo dalam pemilihan presiden 2019 mendatang.
Dalam artikel tersebut, ia mengungkapkan beberapa manuver Panglima TNI untuk menarik perhatian masyarakat, diantaranya penghentian latihan bersama antara TNI dan Tentara Australia akibat terdapat pelecehan Pancasila.
Selain itu, terdapat hubungan baik antara Gatot dan organisasi Front Pembela Islam (FPI), serta sejumlah Ormas Islam lainnya yang ikut serta dalam Aksi 212, aksi 411 2016 lalu.
Artikel tersebut diberi judul Jokowi and the General diASPIStrategist.org.au.
Dalam artikel tersebut, McBeth mengutip sejumlah informan yang mengatakan bahwa kasus penistaan agama ini dimunculkan untuk melemahkan posisi Jokowi menuju pilpres 2019.
Ahok dikenal memiliki hubungan baik dengan Jokowi. Sebelum menjadi Gubernur DKI Jakarta, Ahok mendampingi Jokowi sebagai Wakil Gubernur Jakarta.
Keputusan Gatot Nurmantyo menghentikan latihan bersama dengan Australia disebutkan tidak membuat hubungan Jakarta dan Canberra rusak.
Adalah Jokowi dan Menkopolhukam Jenderal (purn) Wiranto dan Menteri Pertahanan Jenderal (purn) Ryamizard Ryacudu yang berhasil meminimalisir dampak dari keputusan Jenderal Gatot itu.
“Aksi Nurmantyo membuat Presiden Jokowi tampak lemah dan tidak efektif,” tulis McBeth lagi.
Menurutnya, untuk membalikkan keadaan, Jokowi dapat melakukan hal seperti memberhentikan Gatot. Dan untuk meredam agresifitas kelompok FPI dengan mengaplikasikan tekanan polisi pada Habib Rizieq.
McBeth juga menyoroti pernyataan-pernyataan Jenderal Gatot dalam banyak kesempatan mengenai proxy war atau perang dengan menggunakan kaki tangan. Menurut Gatot, banyak negara di dunia yang cemburu pada Indonesia yang memiliki performa ekonomi yang baik dan sumber daya alam yang berlimpah.
Gatot juga, menurut McBeth dalam analisanya, secara terbuka menyampaikan kecurigaannya pada kehadiran tentara AS di utara Australia yang menurutnya memiliki kaitan dengan keinginan mendapatkan Papua.