Selebritis

Anjani Dina, Artis Pendatang Baru Super Cantik

Posted on

MixBerita.com – Seorang aktor butuh perjuangan panjang untuk tampil dalam sebuah film. Apalagi untuk mendapatkan peran utama dan terus berkarya secara kontinyu. Proses panjang harus dilalui dari casting untuk mendapatkan peran, saat syutingpun setiap pemeran harus bekerja keras dan memberikan yang terbaik. Anjani Dina sangat memahami pentingnya kerja keras dalam akting karena gadis kelahiran Bogor, 25 September 1995 ini melalui proses panjang dari peran pembantu hingga peran utama.

Berangkat dari dunia model, musik, kemudian film, Anjani tak melewatkan satupun usaha kerasnya. Populer bersama dengan Tina with D’Girl tak membuatnya langsung mendapat peran utama di film. Sebelumnya, Anjani sudah turut berakting dalam film Kata Hati pada tahun 2013. Perannya bukan peran besar, namun dari sanalah Anjani mendapatkan kesadaran atas passion dirinya.

Akting kini tak bisa dilepaskan dari diri Anjani. Seberapapun kecilnya peran yang didapatkan oleh Anjani, dia selalu memberi yang terbaik. Baginya setiap peran yang dilakukan sekarang akan berdampak pada karirnya ke depan. Sempat berfikir nasib baik tak juga mengantarkannya pada peran utama, kekasih Adly Fairuz ini tak mau menyerah.

Perannnya sebagai Ina di film Marmut Merah Jambu pada tahun 2014 membuka pintu lebar untuknya mendapat peran utama. Bagaimana perjuangan dan harapan Anjani Dina di dunia akting, Bintang.com mengupasnya saat berbincang eksklusif di kantor Bintang.com, Gondangdia, Jakarta Pusat, 18 November 2015 lalu.

Bagaimana awalnya terjun di akting?

Awalnya dulu main iklan, trus main film tahun 2013 di film Kata Hati. dari sana kaeterusan akting. Sinetron dan FTV juga jalan.

Sekarang nyaman akting?

Karena awalnya ditawari, lantas saya merasa suka. Keterusan sampai sekarang. Saya merasa ini passion karena saya sanggup menjali setiap proses untuk mendapat peran di film. Juga saya terus belajar untuk akting.

Bagaimana dengan karir musik Anda?

Awalnya kan memang nyanyi di Tina with D’Girl. Setelah nyanyi terus akting. Saya merasa ini dunia saya jadi saya mendapatkan diri suka akting dan tak mungkin lagi berhenti.

Berarti meninggalkan musik?

Saya suka musik, tapi kalau nyanyi nggak dulu deh. Sudah nyoba dan kayaknya sulit berkembang. Apalagi dunia musik sekarang lagi sulit. Sekarang lebih condong ke film.

Seberapa penting film buat Anda?

Film itu sarana kita mengeksprsikan seni. Ini cara untuk menghibur orang lain. Yang paling menarik itu bagiamana seseorang pemain memainkan karakter yang berbeda dengan karakter diri sendiri. Misalnya dari seorang pendiam, trus main film jadi orang yang cerewet. Itu menarik sekali.

Peran impian Anda?

Karakter film serius yang bisa mendalami bahasa tertentu untuk akting. Saya pengin bisa bahasa Jawa atau Batak di film. Karena bahasa dasar saya Indonesia dan Sunda. Jadi menurut saya menarik kalau kemusian saya bisa bahasa Jawa atau Batak ketika main film.

Ada tokoh yang dijadiin panutan?

Nggak ada referensi tertentu untuk bermain seperti itu. Pemain film yang sudah melakukan hal tersbebut tentu banyak. Tapi saya nggak pengin meniru. Saya ingin melakukannya dengan cara ssaya sendiri.

Boleh kilas balik pengalaman pertama main film?

Pertama dapat peran kan memang bukan peran utama. Hanya peran pembantu dan  ternyata tak seperti yang saya bayangkan.

Seperti apa bayangan Anda?

Jadi peran pembantu itu nggak semuanya menyadari keberadaan kita. Tapi tanpa peran pembantu, peran utama juga tidak mendapatkan cerita utuh. Semenjak lima film ini dari supporting jadi main talent jadi bahagia.

Bukan putus asa malah bahagia?

Karena saya melalui prosesnya, bertemu dengan banyak orang membuat saya belajar. Supporting itu bukan cuma pemanis. Itu juga penentu dari sebuah film.

Pesan Anda untuk yang merintis karir dari peran pembantu?

Supporting film juga harus memberikan kontribusi yang baik. Karena peran pembantu juga turut menentukan berhasil tidaknya akting peran utama dan tersampaikannya cerita film pada penonton. Sebagai peran pembantu harus tetap memberikan yang terbaik.

Akting maksimalkan sehingga orang bisa tahu kehadiran kita meskipun kita cuma dapat peran pembantu. Jangan menunggu peran besar baru serius. Belajar agar bisa terus berkembang.

Pernahkah merasa putus asa karena selalu dapat peran pembantu?

Pernah merasa kok dapat peran pembantu terus ya. Tapi untungnya itu nggak lama. Karena main sebagai pemain supporting di Marmut Merah Jambu cukup penting.

Apa yang membuat Anda semangat?

Saya merasa nggak boleh menyerah supaya orang tahu kehadiran saya dalam film. Kalau penonton tahu, pembuat film tentu juga tahu kerja keras kita.

Orang yang membuat Anda kuat adalah?

Mama, mama selalu support. Mama, Papa, keluarga, pacar selalu dukung. Mereka selau bilang semangat, jangan putus asa. Semua akan indah pada waktunya. Kalau kita berusaha maksimal tentu hasilnya juga yang terbaik.

Mama juga kasih batasan supaya tampil nggak terbuka. karena kita di budaya timur, kita jaga sopan santun. Supaya mencerminkan sebagai wanita baik.

Itu yang membuat Anda tidak mau main film horor?

Ya, karena film horor Indonesia banyak diidentikkan dengan keseksian.

Jadi selama ini suka menolak peran karena peran yang seksi?

Ketika menerima skenario dibaca dulu, mastiin dulu ada gak adegan seksi vulgar saya bersedia.

Bagaimana kalau skenarionya memiliki cerita yang sangat bagus?

Kalau critanya emang bagus banget ya dinego dulu bisa nggak adegannya diubah. Tapi kalau memang nggak bisa ya sudah apa boleh buat, dilepas saja.

Nggak takut hilang rejeki?

Setelah melalui proses dari peran pembantu ke peran utama, saya rasa tak perlu takut. Orang tahu passion saya untuk fim. Dan passion itu membuat saya tidak akan menyerah.

Jatuh bangun Anjani Dina menata karir di layar lebar ternyata membuatnya bijak dalam bersikap. Setelah mendapat peran utama di film Relationshit tahun lalu, Anjani optimistis karir di film adalah jalan hidupnya. Saat ini Anjani sedang berkutat dengan film terbarunya Juara The Movie. Dalam film ini Anjani beradu akting dengan Bisma Smash, Tora Sudiro, dan Cut Mini.

Terbanyak Dibaca

Exit mobile version