luar negeri
WHO Beri Pedoman Transisi Menuju the new normal atau kehidupan baru
Jakarta — Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memberi pedoman transisi menuju the new normal atau kehidupan baru di tengah pandemi virus corona.
Masyarakat di dunia diminta tetap produktif sambil menjalankan protokol pencegahan Covid-19 selama vaksin infeksi tersebut belum ditemukan.
“Saat ini kami mempertimbangkan (langkah) transisi, kami harus mengakui bahwa tidak ada kemenangan yang cepat diraih. Kompleksitas dan ketidakpastian ada di depan, kita memasuki periode di mana kita mungkin perlu menyesuaikan langkah-langkah dengan cepat,” kata Direktur Regional WHO untuk Eropa Henri P. Kluge.
Pedoman transisi tersebut yakni, negara harus membuktikan bahwa transmisi Covid-19 telah dikendalikan.
Kemudian kapasitas sistem kesehatan masyarakat termasuk rumah sakit memadai untuk mengidentifikasi, mengisolasi, menguji, melacak kontak dan mengkarantina pasien.
Selanjutnya risiko penularan wabah telah diminimalkan, dimulai dari kondisi masyarakat dengan kerentanan tinggi seperti di panti jompo, fasilitas kesehatan mental, dan orang-orang yang tinggal di permukiman ramai.
“Langkah-langkah pencegahan di tempat kerja mulai ditetapkan seperti jarak fisik, fasilitas mencuci tangan, dan etika pernapasan,” kata dia seperti dikutip dari situs resmi. Kemudian penularan dari kasus impor bisa dikelola dengan baik. Serta masyarakat bisa dilibatkan dalam proses menuju New Normal.
Kluge menegaskan, jika negara tidak bisa memastikan pedoman transisi tersebut terpenuhi, maka harus berpikir kembali sebelum memutuskan melonggarkan pembatasan dan memasuki the new normal.
“Setiap langkah transisi menuju the New Normal harus dipandu oleh prinsip kesehatan masyarakat, bersama dengan pertimbangan ekonomi dan sosial. Saya menyerukan solidaritas antar negara, inilah saatnya untuk meningkatkan dan menunjukkan kepemimpinan yang responsif dan bertanggung jawab untuk mengarahkan kita melewati badai ini,” kata Kluge.
Pada akhirnya perilaku masyarakatlah yang akan menentukan penyebaran virus corona. Ini membutuhkan ketekunan dan kesabaran, tidak ada jalur cepat untuk kembali normal.
Menurut dia, solidaritas antara otoritas kesehatan dan pemimpin negara menjadi kunci keberhasilan melawan pandemi ini.
“Saya menyampaikan duka mendalam kepada mereka yang telah kehilangan orang-orang yang dicintai atau mereka yang (sedang) sakit parah. Dan saya mengucapkan terima kasih yang tulus kepada mereka yang berada di garis depan dalam pelayanan kesehatan yang bekerja tanpa henti untuk menyelamatkan nyawa,” kata Kluge.
Ia juga berterima kasih kepada semua orang karena mematuhi langkah pembatasan nasional dan terus mengimbau untuk tetap menaatinya.
Hingga Kamis (14/5) sore, virus corona telang menginfeksi lebih dari 4 juta orang di seluruh dunia. Dari jumlah itu, 1.668.901 dinyatakan sembuh, dan 298.426 meninggal dunia.