Nasional
Wakil Rakyat Ditangkap karena Diduga Terlibat Jaringan Terorisme
Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri akhir pekan lalu kembali menciduk sejumlah orang, kali ini di Jawa Timur. Lamongan, Tuban, dan Bandara Internasional Juanda menjadi titik penindakan Densus terhadap pihak-pihak yang diduga terlibat jaringan terorisme.
Namun, ada seorang “Wakil Rakyat” yang turut terjaring Densus di Bandara Juanda, Sabtu 8 April 2017. Densus langsung menyergap politisi itu, yang diketahui bernama Muhammad Nadir Umar (MNU) usai turun dari pesawat rute Kuala Lumpur-Surabaya, yang mendarat sekira pukul 15.21 WIB.
Usai turun dari pesawat dan melewati pemeriksaan Imigrasi, pria yang berprofesi sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah di Kabupaten Pasuruan ini langsung dibawa tim Densus ke Markas Kepolisian Daerah Jawa Timur. Ia dituduh terlibat dalam jaringan radikal Daulah Islamiyah Irak dan al-Syam atau ISIS, yang dinyatakan sebagai organisasi teroris di banyak negara.
“Memang ada salah satu anggota (DPRD) dari Pasuruan kabupaten kita amankan di Bandara Juanda berkaitan dengan yang dituduhkan kepadanya,” kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Jatim, Komisaris Besar Polisi Frans Barung Mangera, di RS Bhayangkara Surabaya, Jawa Timur, pada Minggu, 9 April 2017.
Selain Nadir Umar, Densus juga mengamankan seorang lagi bernama Budi Mastur, seorang aktivis dari LSM Forum Dakwah Nusantara (FDN). Budi diamankan Densus di Bandara Husein Sastranegara, Bandung.
Upaya penindakan terhadap kelompok teroris juga terjadi di Tuban, Jawa Timur, pada Sabtu pagi, sekira pukul 10.00 WIB. Aparat sempat terlibat baku tembak dengan enam orang teroris di Jalan Raya Tuban-Semarang, Dusun Bogang, Desa Biji, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban, Jawa Timur.
Para pelaku sempat melarikan diri ke arah selatan menuju area pesawahan. Kontak tembak dengan anggota Brimob tak terelakkan. Akhirnya enam pelaku teroris tewas dalam operasi penindakan tersebut.
Polisi mengidentifikasi keenam pelaku teroris ini termasuk dalam jaringan Jamaah Ansorud Daulah (JAD) Semarang. Mereka diduga akan melakukan penyerangan ke Kantor Polantas Polres Tuban yang berada di Jalan Raya Tuban-Semarang.
Sebelum rangkaian penindakan di hari Sabtu, Densus 88 Polri lebih dulu bergerak di Kecamatan Paciran, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, Jumat pagi, 7 April 2017. Tiga orang terduga teroris berhasil dibekuk dan langsung dibawa ke Markas Kepolisian Daerah Jawa Timur.
Berdasarkan pemeriksaan sementara, ketiga pelaku diduga merencanakan penyerangan ke sejumlah markas Kepolisian di Lamongan. Namun, tidak dijelaskan terperinci tentang sasaran spesifik para terduga teroris itu. Mereka juga diduga berafiliasi ke ISIS.
Jaringan ISIS
Belum ada penjelasan lebih lanjut dari kepolisian terkait hubungan antara penangkapan anggota DPRD Pasuruan dengan penangkapan teroris di Lamongan, dan teroris di Tuban, Jawa Timur. Polisi masih intensif melakukan pemeriksaan terhadap semua pelaku, termasuk sang anggota dewan, yang bernama Muhammad Nadir Umar.
Namun, berdasarkan keterangan polisi, Muhammad Nadir Umar dan Budi Mastur dideportasi dari Turki karena diduga terkait dengan kelompok radikal ISIS. Lewat Malaysia, Umar dideportasi ke Bandara Juanda Surabaya dan Budi ke Bandara Husein Sastranegara Bandung.
“Setiap (ada WNI) yang dideportasi berhubungan dengan negara Turki maupun informasi radikal dari pemerintah negara lain akan dinfokan ke Densus untuk dilakukan pemeriksaan,” kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri, Brigjen Rikwanto, dalam keterangan persnya, Minggu, 9 April 2017.
Menurut Rikwanto, kedua WNI tersebut masuk ke wilayah Suriah dengan mengaku sebagai relawan misi kemanusiaan dari Yayasan Qouri Umah. Rencananya, dana yang disalurkan oleh yayasan ini sebesar US$20 ribu, yang akan didonasikan kepada para pengungsi di Turki dan Lebanon.
Keduanya sempat terkendala masalah visa di Lebanon, hingga kemudian dikembalikan ke Turki. Belakangan, di Turki, mereka diketahui telah memasuki daerah perbatasan dan kemudian diamankan oleh Imigrasi. Pihak Imigrasi Turki mendeportasi keduanya ke Indonesia.
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah Jawa Timur, Komisaris Besar Polisi Frans Barung Mangera, mengatakan Muhammad Nadir Umar diamankan untuk diperiksa dan dicocokkan dengan data yang dikantongi Densus, terutama soal keterlibatannya dengan jaringan ISIS.
Sampai sekarang, lanjut Barung, MNU masih menjalani pemeriksaa oleh penyidik dari tim Densus Antiteror 88. Dia mengatakan beberapa barang bukti diamankan dari tangan anggota DPRD Pasuruan ini. “Mohon bersabar karena masih dalam pemeriksaan,” ujarnya.
Kader PKS
Ketua Fraksi Gabungan DPRD Kabupaten Pasuruan, Saifulloh Damanhuri, membenarkan bahwa koleganya yang diamankan Tim Densus 88 adalah Muhammad Nadir Umar, anggota Fraksi Gabungan dan Komisi IV. “Kebetulan saya ketua fraksinya,” ujar Gus Saiful, sapaannya, saat dihubungi VIVA.co.id melalui sambungan telepon genggamnya pada Minggu, 9 April 2017.
Fraksi Gabungan terdiri dari PPP (tiga kursi), PKS (tiga kursi) dan Hanura (1 kursi). Nadir Umar sendiri, kata Gus Saiful, menjadi anggota DPRD Kabupaten Pasuruan dari PKS. Bahkan, Nadir pernah menjadi Ketua PKS Kabupaten Pasuruan sebelum ketua yang sekarang. “Beliau mantan Ketua PKS,” katanya.
Gus Saiful mengaku terkejut mendengar informasi rekannya diamankan tim Densus seturun dari pesawat di Bandara Juanda, Sabtu sore, 8 April 2017. Pasalnya, Nadir sebelumnya pamit untuk berangkat umrah ke Tanah Suci. Karena selain sebagai anggota dewan, Nadir memiliki kegiatan rutin sebagai pengisi acara keagamaan dan memiliki jemaah umrah.
“Beliau pamit mengantar jemaah umrah,” ujarnya.
Nadir pamit umrah sekira bulan Maret 2017 lalu, sekitar 15-20 hari lalu. Menurut Gus Saiful, selama kurun waktu Januari sampai April ini, sudah empat kali MNU berpamitan ke DPRD Pasuruan untuk umrah. “Yang saya dengar, dari umrah beliau mampir ke Turki lalu ke Kuala Lumpur dan ke Surabaya dan dikabarkan diamankan petugas,” kata Gus Saiful.
Dalam keseharian, Gus Saiful menuturkan, sosok Nadir Umar memang biasa bergaul dengan sesama anggota dewan. Namun, pria yang tercatat pernah menjabat sebagai Ketua PKS Kabupaten Pasuruan itu dikenal sosok yang punya prinsip.”Cuma kalau memegang prinsip, beliau memang kukuh,” tegasnya.
Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Sohibul Iman, mengaku terkejut mendengar ada kadernya yang dijemput Tim Densus 88 di Bandara Juanda kemarin. PKS tidak ingin berspekulasi lebih jauh terkait kasus ini.
“Kami terus dalami kasus ini, baik informasi internal partai maupun dari pihak kepolisian,” kata Sohibul kepada VIVA.co.id, Minggu 9 April 2017.
Kendati demikian, Sohibul membenarkan bahwa Muhammad Nadir Umar adalah anggota DPRD Kabupaten Pasuruan dari Fraksi PKS. “Adapun kepergiannya ke luar negeri pihak pengurus tidak mengetahui sama sekali,” ungkapnya.