Sebuah wawancara terbaru antara Amy Goodman dan jurnalis investigatif asal Amerika Serikat, Allan Nairn, menjadi viral di internet setelah tayang dua hari lalu.
Dalam wawancara di acara “Democracy Now” yang bisa diakses di democracynow.org itu, Nairn mengungkapkan inti tulisan terbarunya yang membuat heboh Indonesia terkait dengan analisisnya soal Pilkada DKI.
Dalam tulisan terbarunya di Intercept berjudul “Trump’s Indonesia Allies in Bed With ISIS-Backed Militia Seeking to Oust Elected President” yang bisa dilihat di sini dan kemudian diterjemahkan oleh salah satu media online di Indonesia, Nairn mengungkapkan adanya kudeta merangkak di Indonesia.
Sejumlah mantan jenderal yang dikutip Nairn dalam tulisan, mengakui terus terang upaya itu ada. Hal itu dipicu dari sikap Presiden Jokowi untuk mengutak-atik peristiwa 1965 yang membuat marah sejumlah jenderal, baik yang sudah pensiun maupun yang masih aktif.
Tesis Nairn adalah penggulingan Ahok dari kursi Gubernur DKI oleh kelompok Islam garis keras hanyalah sasaran antara para jenderal TNI AD sebagai penunggangnya –pensiunan maupun aktif– bersama kroni politik dan bisnis Donald Trump di Jakarta.
Para Jenderal TNI AD marah karena merasa keterlibatan masa lalu mereka di tahun 1965 coba diotak-atik Jokowi lewat rekonsiliasi nasional. Maka, setelah Ahok, sasaran akhir mereka sesungguhnya adalah kudeta merangkak berupa penggulingan Jokowi dari kursi Presiden RI.
Panglima TNI Gatot Nurmatyo sendiri kepada sejumlah media sudah berkali-kali membantah adanya upaya kudeta itu.
Namun, analisis konspirasi Nairn tentang upaya kudeta itu tetap menjadi viral di dunia maya.
Akun Retorika yang menaikkan video wawancara itu di dinding Facebook-nya pada tanggal 23 April 2017 atau dua hari lalu, hingga berita ini dibuat Selasa 25 April 2017, telah di-like sebanyak 2.700 kali, ditonton 203.000 kali dan telah di-share sebanyak 8.629 kali.
Sementara akun Berita Fakta Indonesia yang menaikkan video itu di Youtube pada 23 April 2017 atau dua hari lalu, telah ditonton sebanyak 135.315 kali dan menjadi trending di Youtube.
Lihat video wawancara itu di sini: