Ini Tiga Faktor Penyebab Kampanye Hitam Marak dalam Perhelatan Pilkada
Mixberita. Pengamat politik Ubaidillah Badrun menjelaskan, ada tiga faktor pemicu timbulnya kampanye hitam di dunia politik. Pertama, Kampanye hitam biasanya terjadi karena hasrat berkuasa yang terlalu tinggi, termasuk dalam tim. Itulah yang menyebabkan irasionalitas.
Kedua, kampanye hitam juga bisa muncul akibat miskinnya gagasan kreatif berkampanye. “Jadi ketika gagasan kampanye politiknya sudah habis, yang dicari adalah peluru lain yang memungkinkan untuk jadi serangan mematikan,” paparnya.
Ia mencontohkan, hal ini ditandai dengan pernyataan paslon yang berulang-ulang. Tidak ada lagi hal baru yang disampaikan kepada publik dan media.
“Di mana pasangan calon cuma bisa mengulang-ulang apa yang sudah mereka kerjakan, apa program yang mereka kedepankan. Tanpa ada lagi hal baru yang menguatkan dan menarik orang-orang untuk berpindah memilih mereka pada putaran kedua ini,” terangnya.
Faktor ketiga yang jadi penyebab munculnya kampanye hitam adalah moralitas politik. Namun begitu, Ubay melihat sejauh ini untungnya para paslon tidak kehilangan moralitas tersebut. Berbeda halnya ketika sudah menengok ke arah tim pemenangan maupun partisan.
Kampanye hitam menurut dia bisa diterjemahkan sebagai kampanye jahat. Gejalanya ialah ketika orang tak peduli lagi pada nilai-nilai dirinya, isu SARA dan fitnah pun ditabraknya.
Seperti diberitakan sebelumnya, kampanye hitam belakangan menimpa paslon Anies-Sandi. Mereka difitnah telah menandatangani kontrak politik ‘Akad Alittifaq’. Isinya menyebut ada perjanjian tertulis bahwa jika kubu penantang ini menang, hukum syariat Islam,seperti pencuri akan dipotong tangannya, akan berlaku di Jakarta.
Lainnya, muncul spanduk bertuliskan, “Awas KJP (Kartu Jakarta Pintar) hilang jika pilih Anies-Sandi”. Demikian pernah diungkap Ketua Tim Pemenangan Anies-Sandi, Mardani Ali Sera kepada Okezone kemarin.