Nasional
Terkait Daya Beli dan Konsumsi Masyarakat Masih Lemah, Ini Penjelasan Menteri Perekonomian
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menjelaskan alasan masih lemahnya tingkat daya beli dan konsumsi masyarakat, khususnya di kuartal dua tahun ini. Padahal, pertumbuhan ekonomi terus membaik berada di atas 5 persen.
“Memang kalau dilihat pertumbuhan ritel melambat, bukan nggak naik ya tapi kenaikannya sedikit mengecil,” ujarnya, di kantornya, Lapangan Banteng, Jakarta, Minggu, 23 Juli 2017.
Darmin menuturkan hal itu banyak disebabkan oleh periode libur lebaran di akhir Juni dan awal Juli, di mana konsumsi atau transaksi belanja masyarakat cenderung menurun. “Jadi itu diukur saat lebaran dan semua sedang libur, kedua tidak ada yang punya data mengenai pembelian online yang transaksinya semakin lama semakin banyak.”
Dia meyakini data transaksi dan konsumsi masyarakat itu akan kembali normal atau membaik di periode selanjutnya. “Tunggu sampai seminggu ke depan atau Agustus dan September,” ucap Darmin.
Selanjutnya, Darmin mengatakan kinerja ekspor Indonesia tengah membaik, khususnya sektor industri, pertanian, dan perkebunan. Belum lagi, bulan Juli ini alokasi dana masyarakat teralihkan pada biaya sekolah. Ketika ditanya perihal respon pemerintah untuk mendorong daya beli, Darmin mengatakan hal ini merupakan kondisi yang normal atau tak mengkhawatirkan hingga membutuhkan stimulus khusus.
“Itu dia masalahnya, kalian selalu ingin ekonomi diintervensi, nggak begitu cara mengurus ekonomi, nanti salah ubah lagi, di lapangan orang pusing,” katanya. Dia menegaskan gejolak perekonomian Indonesia saat ini juga masih dalam kondisi baik dan wajar.
Namun Darmin mengakui dari indikator pengeluaran pemerintah di Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) belum sepenuhnya pulih. Meskipun demikian, perekonomian Indonesia tetap dalam kategori sehat, karena motor penggeraknya mulai dari konsumsi, investasi swasta, hingga kinerja ekspor sudah mulai tampak.
“Tadinya pengeluaran pemerintah negatif, sekarang udah positif tapi masih kecil,” ucapnya. Menurut Darmin, saat ini tiga dari lima indikator pertumbuhan ekonomi sudah membaik. “Katakanlah konsumsi sedikit menurun tapi pertumbuhan ekspornya naik, nggak jadi maaalah, itu normal di mana-mana.”
Darmin menegaskan saat ini yang perlu didorong kontribusinya adalah pengeluaran pemerintah. Darmin meyakini hal itu akan semakin baik memasuki semester dua tahun ini. Proyeksi pertumbuhan ekonomi di semester dua berada di atas 5 persen untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi tahun ini sebesar 5,2 persen. “Karena di semester satu pertumbuhan kita 5,02 persen, kalau semester dua nggak di atas itu ya nggak nutup nilai rata-ratanya.”