Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti bercerita mengenai cara ia bekerja untuk efisiensi anggaran, yakni dengan membawa kertas anggaran belanjanya ke dalam kamar mandi dan mulai menghitung kembali postur anggaran di kementeriannya.
Sebagai gambaran, dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (RAPBN-P) 2017, anggaran belanja Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dipangkas Rp 161,3 miliar menjadi Rp 9,13 triliun, dari sebelumnya Rp 9,29 triliun.
Hal tersebut sesuai dengan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 4 Tahun 2017 tentang Efisiensi Belanja Barang Kementerian Lembaga dalam Pelaksanaan Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2017.
“Saya melihat APBN, pertama yang saya lihat posturnya, bingung saya, kunci sini lari sana, itu semua kertas saya bawa ke kamar mandi, saya suka kerja di kamar mandi lama karena enggak ada yang ganggu,” ujar Susi di depan para alumni UI di Gedung Mina Bahari III, KKP, Jakarta, Sabtu (15/7).
Untuk menghemat anggaran belanja, ia pun mencoret beberapa program yang menurutnya tak terlau penting. Caranya dengan melihat kata per kata dalam judul program tersebut. Cara ini ia sebut dengan “Susinisasi.”
“Ada beberapa kata yang buat saya sulit, penghematan dengan membuang kata-kata yang enggak perlu, Susinisasi. Misalnya program pengembangan, penguatan, pengawasan, dan perencanaan kapal.
Objeknya kapal toh, kenapa perencanaan saja harus diawasi? Kenapa pengawasan saja harus dikembangkan? It causes a lot of money,” jelasnya.
Cara lainnya adalah menghitung jumlah hari kerja untuk menghemat anggaran perjalanan dinas ke luar kota atau luar negeri.
“Hari kerja kita setahun 360 hari, Sabtu-Minggu dan Hari Libur Nasional, jumlah hari kerja 260 something. Setelah dijumlah banyak surat, jumlah surat keluar melebihi hari kerja 260 hari sekian itu. Semua bisa ditekan dengan baik kalau kami lakukan,” tuturnya.
Bahkan dengan cara-cara tersebut, Susi mengatakan berhasil mengembalikan sisa anggaran belanja sebesar Rp 6,6 triliun pada tahun 2016.
“KKP melakukan itu, sehingga 2016 kami kembalikan anggaran ke negara Rp 6,6 triliun atau 42 persen, karena dengan kata-kata itu dibuang, banyak hal yang bisa dilakukan lagi,” kata Susi.