Belakangan Presiden keenam Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) aktif berkicau di jagat Twitter. Selain mengkritisi pemerintahan, Ketua Umum Partai Demokrat itu juga menyampaikan keluh kesahnya melalui media sosial 140 karakter tersebut.
Cuitan demi cuitan SBY, direspons beragam oleh jagat netizen. Ada yang positif, ada juga yang kontra hingga menjadi viral di dunia maya.
Mengomentari hal tersebut, Ketua Lingkar Madani Indonesia (LIMA) Ray Rangkuti mengibaratkan SBY saat ini layaknya ”politisi harian” atau politisi biasa. Persepsi ini muncul lantaran SBY yang kini menjabat sebagai Ketua Umum partai dan turut mendorong putra sulungnya dalam Pilkada Serentak 2017.
“Akibatnya dia harus mengurusi politik harian ini. Dari yang ecek-ecek sampai ke hal-hal yang besar. Ketika dia berperan dan terlibat secara langsung di dalam politik harian ini dia kemudian dipandang oleh publik seperti politisi harian juga,” kata Ray.
Sebelumnya SBY sendiri mengeluh di Twitter ketika rumahnya di Mega Kuningan, Jakarta Selatan di demo ratusan orang. Sehingga salah satu cuitnya menjadi viral di mana banyak orang yang ikut mem-posting hal serupa namun dengan gaya lucu dan unik dengan topik ‘Bapak Presiden & Kapolri’. Bahkan topik tersebut menjadi trending di Twitter.
“Nah, akibatnya seperti sekarang. Saya didemo, ngeluh di Twitter. Padahal kalau dia berlaku sebagaimana mana mantan presiden, saya pikir orang akan tetap memperlakukan dia sebagai mantan presiden. Pernyataan-pernyataannya tetap relevan dipandang dan diperhatikan masyarakat,” ulas Ray.
Ray menilai itulah akibat ketika SBY harus terlibat di politik harian seperti sekarang ini. “Ketika dia diperlakukan sebagai politisi biasa, dia sendiri ngomel-ngomel. Ikut dalam politik harian,tapi dia ingin dipandang sebagai mantan presiden ya repot,” tukasnya.