mixberita.com – Tahukah Anda, ternyata setiap prajurit Zionis Israel mampu menumpahkan darah dan menewaskan warga Palestina, maka ganjarannya adalah karir yang cepat di kemiliteran serta kepolisian.
Tak hanya itu, berdasarkan kesaksian serdadu Israel yang selalu melakukan pelanggaran Hak Azasi Manusia (HAM) terhadap warga Palestina, dibukukan dalam investigasi organisasi HAM negeri zionis tersebut, Breaking the Silence, terungkap jika hukum tak mampu menarik pelaku dari tentara maupun polisi, ke meja hijau.
Kesaksian lainnya dikumpulkan organisasi tersebut, seorang serdadu berpangkat sersan menceritakan, ketika baru ditempatkan dalam unit patroli di Tepi Barat, ia mendapat arahan dari seorang komandan berpangkat mayor jendral.
“Pangkatmu tidak ditentukan seberapa banyak orang kamu tangkap, tetapi seberapa banyak kau membunuh,” kata sang komandan.
Serdadu tersebut juga menuturkan, hampir semua perwira tinggi di militer Israel meniti karir dengan cara serupa. Hal lainnya, kapten polisi Israel mengikat warga Palestina di kap mesin mobilnya guna mencegah warga melemparkan batu ke arah konvoi tentara di sebuah desa di Bethlehem.
Kesaksian tersebut dibuat oleh seorang serdadu berpangkat letnan. Kapten yang sama juga diklaim pernah memancing amarah warga desa Takoa di Tepi Barat agar “bisa menembaki kaki anak-anak dan remaja Palestina” yang melempar batu.
Tak hanya itu, juga terungkap jika orangtua-orangtua warga Israel dengan bangganya memuji anaknya jika melukai anak-anak Palestina. Tindak kriminal semacam itu jarang ditindaklanjuti oleh kepolisian dan cendrung dilindungi oleh militer.
Aksi beringas lainnya, Israel melakukan pembantaian orang-orang sipil tak berdosa dibom oleh Tentara Angkata Udara Israel. Pada pertengahan 2014, militer Israel mendapat informasi pertemuan petinggi Hamas di sebuah rumah bertingkat di Khirbet Khuza’a, Jalur Gaza.
Ketika pasukan pengintai mengkonfirmasikan target, angkatan udara Israel langsung menghancurkan gedung tersebut dengan bom. Warga sipil yang berada di dalam gedung cuma diberi waktu satu menit untuk melarikan diri. Tidak ada yang selamat dalam serangan tersebut.
Sementara itu, seorang sersan di Brigade Givati bercerita, tentang operasi penggerebekan sebuah rumah di Jalur Gaza. Ketika pintu rumah tidak dibuka, mereka lalu memasang bom jenis Fox di gagang pintu.
Saat bom meledak, penghuninya seorang ibu baru hendak membuka pintu. Anak-anak melihat bagaimana tubuh ibunya berceceran di tembok rumah. Insiden tersebut kemudian dianggap “lucu” oleh seorang serdadu.
Namun, jangan salah juga, blokade yang dilakukan Israel terhadap warga Palestina, hanya karena bosan. “Tinggal kurung mereka. Anda menghancurkan mereka secara mental dan fisik. Mereka tidak bisa keluar dan tidak bisa bekerja,” tuturnya mengutip ocehan sang komandan.