Nasional
PPP Tuding Hj Lulung Salah Satu Penyebab Kekalahan Ahok-Djarot
Partai Persatuan Pembangunan kubu Djan Faridz mengaku support partainya pada Basuki Tjahaja Purnama- Djarot Saiful Hidayat tak punya pengaruh banyak untuk menolong pasangan itu memenangkan pilkada DKI Jakarta 2017.
Alhasil, pasangan Ahok- Djarot juga kalah dari kompetitornya, Anies Baswedan- Sandiaga Uno.
Sekretaris Jenderal PPP kubu Djan, Dimyati Natakusuma mengaku, banyak konstituennya di Jakarta yg tidak ikuti ketentuan partai mensupport Ahok- Djarot.
Ia menilainya hal semacam ini karena sebab manuver Dewan Pimpinan Lokasi PPP DKI Abraham Lunggana dengan kata lain Lulung yang tidak ingin mensupport pasangan nomor urut dua itu.
Pada putaran pertama Pilkada DKI, Lulung mensupport pasangan Agus Harimurti Yudhoyono- Sylviana Murni. Sesudah pasangan ini kalah, Lulung mengalihkan supportnya ke Anies-Sandi.
” Pak haji Lulung ini kan potensinya besar serta lumayan. Dia dekat dengan konstituen, ” kata Dimyati.
Terlebih, lanjut Dimyati, Lulung sebagai Ketua DPRD DKI Jakarta ikut mengajak beberapa anggota fraksi PPP yang lain tidak untuk mensupport Ahok- Djarot.
Hal semacam itu makin bikin PPP susah mengontrol konstituennya di DKI. Lulung serta beberapa anggota DPRD lain yang membelot terlebih dulu telah dipecat oleh Djan Faridz.
Di segi lain, Dimyati lihat peran PPP kubu Romahurmuziy atau Romy juga tidaklah terlalu kuat. PPP Romy baru berhimpun mensupport Ahok- Djarot di putaran ke-2, sesudah pasangan Agus-Sylvi yang didukungnya kalah di putaran pertama.
” Bila PPP Romy itu kan ketua DPW DKI-nya Pak Abdul Azis. Dia tidaklah terlalu kuat seperti Lulung, ” ucap anggota Komisi Ini DPRD DKI ini.
Konsultan tim pemenangan Anies Baswedan- Sandiaga Uno, Eep Saefulloh Fatah, menerangkan apa sajakah yang bikin mereka menang telak dalam Pilkada DKI 2017.
Satu diantaranya terkait dengan jenis pemilih Jakarta yang berbeda dengan partai yang mereka dukung. Hal semacam ini terutama berlangsung pada PKB serta PPP, yang beberapa konstituennya malah mensupport Anies-Sandi.
” Pikirkan saat PKB serta PPP pada akhirnya mengambil keputusan di putaran ke-2 mengusung Ahok- Djarot, hukuman paling besar pada mereka tidak dari presiden yang memohon mereka dukung, ” tutur Eep dalam satu diskusi di Cikini, Sabtu (22/4/2017).
” Vonis terberat untuk mereka yaitu dari pemilih mereka sendiri, ” kata Eep.