mixberita.com – Edan! Berpakaian lengkap Korps Brimob seorang ‘Polwan’ seksi mendatangi Kapolres Pontianak, Kombes Pol Tubagus Ade Hidayat di ruangannya. Sedikit nakal, kancing baju seragam bagian atas dengan pangkat AKP yang dipakai ‘Polwan’ itu sedikit terbuka. Sehingga (maaf) menampakkan bagian atas toketnya yang hemmm…segede melon.
Wanita bernama Dea Rahmanisa, warga Kota Samarinda, Kalimantan Timur (Kaltim) itu meminta tolong agar salah seorang saudaranya yang jadi tersangka kriminal ditangguhkan penahanannya. Kepada Kapolresta dan Kasat Reskrim, Dea mengaku anggota Mabes Polri lulusan Akpol 2007. Kedatangan Dea yang rada-rada menggoda iman itu pun diterima dengan baik. “Ngakunya dari Mabes Polri bagian IT, pakai seragam lengkap pangkat AKP,” ungkap Hidayat seperti dilansir jpnn, Selasa (10/11/2015).
Hodayat mengatakan, setelah bicara ngalor-ngidul, Dea meminta tolong saudaranya yang bernama Dedi Iskandar yang ditahan dalam kasus yang diatur Pasal 480 KUHP, ditangguhkan penanganannya. “Saya langsung panggil Kasat Reskrim. Setelah dia pulang, saya langsung meminta kepada Kasat Reskrim, Kasat Intel, dan fungsi lainnya, melakukan penyelidikan terkait siapa Dea ini sebenarnya,” tambahnya.
Ini dilakukan mantan Wadir Ditreskrimsus Polda Jatim ini, karena ia punya firasat Dea adalah Polwan palsu yang hendak menipunya. Setelah diselidiki, ternyata benar wanita itu seorang penipu. Pasalnya, lulusan Akpol 2007 di Pontianak tak ada yang mengenalnya.
Setelah memastikan Dea seorang Polwan palsu, Hidayat pun menginstruksikan Kasatreskrim Kompol Andi Yul Lapawesean untuk melakukan penangkapan. “Yang bersangkutan lalu kami tangkap di KFC Gajah Mada. Saat dilakukan penggeledahan di kosnya ditemukan atribut kepolisian, seragam lengkap,” bebernya.
Disebutkannya, Dea memang seorang penipu. Dia selalu mendatangi korbannya yang bermasalah di kantor polisi. Dengan memakai seragam dan mengaku anggota Mabes Polri, Dea mengaku bisa mengurus kasus tersebut. “Misalkan saja tersangka 480 KUHP yang kita tahan. Dea ini minta uang Rp5 juta kepada keluarga tersangka dengan janji mampu menangguhkan penahanan,” tambahnya.
Keluarga tersangka termakan bujuk rayu Dea hingga akhirnya memberikan uang Rp5 juta tersebut. Uang itu, dijelaskan Hidayat, ternyata digunakan untuk kepentingan Dea sendiri.
“Ini yang perlu diketahui masyarakat. Tidak ada prosedur seperti itu. Yang ada hanya orang menjanjikan seolah-olah bisa mengeluarkan atau menangguhkan tersangka. Maka dari itu, kita minta masyarakat, terutama keluarga tersangka, untuk tidak percaya hal-hal seperti ini,” pintanya.
Saat ditunjukkan kepada wartawan, Dea membenarkan perkataan Hidayat. “Saya mengaku polisi saja karena banyak yang bilang saya seperti polisi. Dan, saya ingin berteman dengan anggota polisi. Dan memang saya punya teman anggota polisi di sini (Pontianak, red),” jelas perempuan yang hanya lulus SMA ini.
Seragam polisi yang ia kenakan untuk percobaan menipu Kapolres Pontianak didapat dari tukang bordir atau tukang jahit setempat. “Tidak pernah saya mengaku yang lain selain polisi. Dulu sempat daftar polisi namun tak lulus, gara-gara sakit,” tuturnya.