Sport

Perang WAGs Seksi Final Liga Champion Real Madrid vs Atletico Madrid

mixberita.com – Selama dua tahun, Atletico Madrid menunggu-nunggu momen ini. Tanggal 24 Mei 2014 menjadi hari paling diingat ketika Real Madrid mengalahkan rival sekotanya 4-1 di babak extra time di Lisbon. Memastikan Los Blancos meraih predikat La Decima.

Nah, dini hari nanti di Milan, Rojiblancos mendapat kesempatan balas dendam. Pasukan Diego Simeone tak diragukan lagi bakal habis-habisan merebut trofi si Kuping Besartersebut.

Dalam perjalanan menuju final, Real Madrid diserang masalah cedera. Pemain belakang Rapahel Varane dipastikan absen di final, termasuk pada gelaran Euro 2016 mendatang. Namun, itu rasanya tak jadi kekhawatiran Real. Zinedine Zidane kemungkinan memang bakal menduetkan Pepe dan Sergio Ramos di lini belakang, seperti selalu tersaji di Santiago Bernabeu beberapa bulan belakangan.

Yang menjadi kekhawatiran besar Real kini kebugaran Ronaldo. Dia sempat ditarik karena cedera dalam sesi latihan beberapa waktu lalu, setelah terlibat kontak fisik dengan kiper cadangan, Kiko Casilla. Ronaldo juga absen di leg pertama semifinal kontra City karena cedera. Namun, dia dipastikan tampil sejak awal di final. Tapi, tetap saja ada pertanyaan: apa dia 100 persen fit?

Soal kebugaran, Atletico jauh lebih beruntung. Simeone bisa memilih siapa saja dari skuadnya untuk bermain. Satu-satunya masalah mengusik hanya kondisi Diego Godin. Dia memang fit untuk laga final. Tapi, dia baru saja pulih dari masalah paha.

Sementara untuk urusan head to head, Atletico mengungguli Real di Liga Primera musim ini, meski Los Blancos finis setingkat di atas sang rival dengan mengklaim posisi dua klasemen.

Dua kali bertemu musim ini, Atletico menang 1-0 di Santiago Bernabeu berkat gol kemenangan Antoine Griezmann. Sementara itu, dalam pertemuan di Vicente Calderon,derby Madrid berakhir imbang.

Hail itu tak diragukan lagi memberikan Atleti rasa optimistis. Terlebih, performa mereka pada 2015–16 ini begitu brilian.

Namun, siapa lebih seksi antara Real dan Atleti lini per lini? Di lini depan Atletico, Griezmann melewati musim dengan gemilang, sang partner Fernando Torres juga kembali menemukan performa terbaik sejak beberapa tahun terakhir. Di belakangnya, ada Koke dan Saul sebagai gelandang yang kompak dan solid sejauh ini.

Di lini belakang, kekuatan Atletico tak bisa dibohongi. Jan Oblak merupakan kiper terbaik dunia saat ini. Dia juga di-backup unit lini belakang mentereng yang dikomandani Diego Godin.

Beralih ke Real, mereka punya kualitas di seluruh lapangan. Kalaupun Cristiano Ronaldo kurang menggebrak, masih ada Gareth Bale dan Karim Benzema yang punya kapabilitas membawa Real meraih victory. Di belakangnya, Luka Modric punya kemampuan menjaga gol tetap di tengah lapangan, belum lagi kehadiran Casemiro yang menjadi fenomena musim ini. Sementara itu, Keylor Navas begitu fantastis di bawah mistar gawang sepanjang musim.

Dari sini, bisa disimpulkan bahwa Atletico lebih seksi di lini belakang, sedangkan Real di depan. Namun, siapapun yang bisa memaksimalkan kekuatan mereka, dipastikan bakal memenangi trofi.

Dari lapangan, jangan lupakan kekuatan kedua klub di bangku cadangan. Diego Simeone dan Zinedine Zidane juga bakal habis-habisan dini hari nanti. Apalagi ini kesempatan keduanya membawa pulang trofi si Kuping Besar pertama dalam karier masing-masing.

Hanya dua pelatih dari Benua Amerika pernah mengangkat trofi Liga Champions. Itu pun sudah 51 tahun lalu.

Keduanya pun orang Argentina, sama seperti Simeone. Tak lain adalah Luis Carniglia bersama Real Madrid dan Helenio Herrera pelatih Inter Milan. Dan, keduanya memenangi turnamen tersebut dua kali.

El Cholo hanya berjarak satu pertandingan dari rekor pelatih Argentina pertama memenangi Liga Champions dalam format baru. Dia telah melupakan memori 2014 demi meraih hal tersebut.

“Situasi saat ini dan final di Lisbon berbeda,” ucap bos Atletico tersebut.

“Di final tersebut kami datang setelah memenangkan liga dan kali ini setelah finis ketiga,” sambungnya. “Kami harus realistis dengan ekspektasi kami dan sadar bahwa kami melawan tim besar, yang mana salah satu terbaik di dunia.”

“Kami akan mencoba mengontrol pertandingan dan bermain dengan cara kami.”

Sebelum Simeone, Hector Cuper yang juga dari Argentina nyaris juara di dua final sebagai pelatih Valencia. Dia membawa timnya ke final edisi 2000 dan 2001 namun tak satu pun berbuah kemenangan.

Madrid mengalahkan Valencia besutannya di final pertama, sebelum dibenamkan Bayern Muenchen pada 2001.

Minggu dini hari nanti lagi-lagi jadi kesempatan Simeone memecahkan kutukan pelatih Amerika Selatan. Dia bakal jadi pelatih Argentina pertama mengangkat trofi tersebut sejak Helenio Herrera pada 1965.

Di sisi lain, pelatih berkebangsaan Prancis tak sekalipun memenangkan Liga Champions. Hanya saja, Zidane sebagai pemain sudah merasakan manisnya trofi klub paling bergengsi Benua Biru tersebut, mengakhiri final sebagai pencetak gol kemenangan untuk gelar kesembilan Real.

Cukup aneh rasanya tak ada pelatih asal Prancis pernah mengangkat trofi itu. Namun, ada keyakinan bawa Zidane bakal mencatatkan sejarah baru bagi negaranya.

Albert Batteux dua kali mencapai final bersama Stade de Reims. Namun, dua kali pula dia gagal. Didier Deschamps juga menderita hal sama pada 2004 di tangan Porto besutan Jose Mourinho.

Yang terbaru adalah langkah Arsene Wenger bersama Arsenal, yang kalah di final edisi 2006, 2-1 melawan Barcelona. “Tak bisa dikatakan bahwa Atletico hanya tahu bertahan. Laga final bahkan akan menjadi sangat rumit,” ucap Zidane, menyikapi laga final nanti.

Perang WAGs Seksi Final Liga Champion Real Madrid vs Atletico Madrid
To Top