Kenapa Makin Marak Adu Domba Antara Jokowi dan JK?

Politikus senior Partai Golkar, Zainal Bintang menyebut gerakan adu domba Jokowi dan JK semakin masif setelah pasangan Anies-Sandi menang di Pilkada DKI Jakarta.

“Kemenangan Anies-Sandi langsung dimobilisasi lewat medsos yang dikenal menganut paham ultra liberal, tanpa kontrol, kendali dan sensor. Keberpihakan JK pada Anies-Sandi terbentuk lewat dramatisasi berita dengan bumbu yang sangat insinuatif, sarat fitnah dan bermuatan adu domba,” ucap Zainal Bintang, seperti dilansir RMOL, Rabu (10/5/2017).

Posisi Wapres Jusuf Kalla (JK) dinilai berseberangan dengan pilihan Presiden Jokowi. Bahkan, JK dituduh “mengkhianati” pilihan Golkar, partai yang pernah dipimpinnya.

“Gerakan mengadu domba Jokowi dengan JK sudah sangat tajam. Banyak bukti di medsos dan media online,” tambah anggota Dewan Pakar Golkar itu.

Zainal Bintang menawarkan solusi pamungkas. Untuk memotong sirkulasi modus gerakan adu domba itu, seluruh komponen bangsa yang berpikir waras dan berorientasi kebangsaan harus segera menyatukan dwitunggal Indonesia. Jokowi-JK harus menyatu menyamakan irama dan genderang kebijakan.

“Dwitunggal Jokowi-JK harus segera dipadukan. Kita sudah kehilangan dua setengah tahun hanya menonton ketidakserasian dua tokoh bangsa tersebut,” ujar Zainal Bintang yang juga wartawan senior.

Menurut dia, kreativitas destruktif “penumpang gelap” politik yang memainkan kondisi tidak sehat ini sangat laris terkonsumsi akar rumput.

Penumpang gelap adalah manusia yang antena pendek, pikirannya sederhana yaitu bagaimana bisa mendapatkan keuntungan sesaat dengan berpoisisi sebagai “agen penjual” gosip perpecahan.

“Mereka dapat untung dalam bentuk kapital fisik, fasilitas dan kemudahan dari kekuasaan. Tapi yang buntung adalah bangsa ini, Yang menderita rakyat kita. Rakyat menjadi  gampang dihasut untuk menyalahkan pemerintah,” katanya.

Zainal Bintang mengingatkan kepada Presiden Jokowi dan Wapres JK, waktu yang tersisa hanya 2,5 tahun sebelum Pemilu 2019.

“Mereka harus saling merangkul, meninggalkan luka lama. Bangsa ini membutuhkan keduanya, dan mereka wajib mengurus bangsa lebih fokus,” ucapnya.