unik dan aneh

Kenapa Kostum Superhero Wanita Selalu Seksi dan Minim?

mixberita.com – Figur cantik dengan karakter kuat dan berbalut kostum minim menjadi gambaran stereotip wanita pahlawan dalam film masa kini. Sebutlah Black Widow dari The Avengers, Mystique dari X-Men, dan yang terakhir paling diantisipasi, Wonder Woman. Female superheroes yang tangguh ini di satu sisi tentu menjadi sosok favorit bagi anak-anak perempuan dan dambaan remaja laki-laki. Namun, meski ditampilkan berkekuatan penuh dan jago bertarung, ‘senjata’ andalan mereka sering kali adalah daya tarik seksual.

Meski bukan yang pertama, Wonder Woman adalah wanita superhero yang paling terkenal dalam kancah perkomikan Amerika Serikat pada tahun 1940-an. Karakter ini diciptakan oleh William Moulton Marston dan Harry G. Peter, sebagai pahlawan pejuang keadilan, cinta, dan perdamaian. Setelah Wonder Woman meraih sukses, wanita superhero lainnya bermunculan. Seperti Catwoman yang muncul dalam kisah Batman. Karakter ini awalnya memang dibuat oleh Bob Kane –pencipta Batman– untuk memberikan sex appeal dalam komiknya. Tak heran jika Catwoman digambarkan seksi dengan kostum kulit yang memamerkan lekuk tubuh. Kehadirannya langsung menaikkan penjualan komik Batman pada masa itu.

Terlepas dari karakter dan sejarahnya, wajah cantik, payudara besar, tubuh molek, serta kostum yang ketat dan minim seakan menjadi syarat penampilan wajib bagi semua wanita superhero ini. Hal ini juga terlihat sampai sekarang dalam karakter-karakter wanita super yang lebih baru dari Wonder Woman. Siapa yang tidak ingat sosok Rebecca Romijn dan Jennifer Lawrence dengan bodypaint seksinya saat memerankan Mystique tua dan muda di seri X-Men, atau kostum seksi dengan zipper terbuka di bagian dada yang dikenakan Scarlett Johansson sebagai Black Widow di semesta Marvel’s The Avengers.

Munculnya wanita superhero memberikan greget tersendiri untuk para penikmat film. Namun, penampilan luar yang seksi ini pada akhirnya membuat karakter wanita superhero dinilai hanya sejauh mata bisa memandang. Tampaknya, sekeras apa pun upaya produser menciptakan karakter yang powerful untuk mereka, pada akhirnya image tubuh merekalah yang lebih melekat di benak penonton.

Menurut Iklilah Muzayyanah, Ketua Pusat Riset Gender Pascasarjana Universitas Indonesia, secara umum wanita dalam media hiburan masih jarang sekali dilihat dalam konteks keahliannya atau keprofesionalannya, melainkan lebih sebagai objek seksual. “Sudah terkonstruksi dalam pikiran masyarakat bahwa yang bisa ‘dijual’ dari wanita adalah tubuhnya. Inilah yang menyebabkan pakaian wanita selalu ditampilkan lebih minim atau seksi di media,” ujar Iklilah.

Belum lagi, tokoh-tokoh wanita superhero di kebanyakan film merupakan karakter komik yang tadinya dibuat untuk pembaca yang mayoritas pria. Pembuat film adaptasi komik tersebut tentu akan mengacu pada karakter yang telah digambarkan di komik. Permasalahannya, ketika komik-komik DC atau Marvel ini dulu terbit, wanita sebagai objek seksual masih dianggap sebagai hal yang wajar. Sementara di era kini, wanita tidak bisa hanya digambarkan sebagai pemuas fantasi pria.

Dalam perspektif budaya pop, dosen Filsafat Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia dan pengamat budaya pop, Tommy F. Awuy, menjelaskan bahwa kostum wanita superhero dibuat seksi sebagai penegasan sosok feminin. “Pakaian minim, ketat, atau seksi dalam industri film menjadi perangkat pendukung untuk memperlihatkan secara visual mengenai konsep wanita kuat, yaitu dengan memamerkan otot wanita tersebut. Otot akan menegaskan bahwa wanita pun bisa menunjukkan maskulinitas tanpa perlu tampil seperti laki-laki,” ujar Tommy.

Kenapa Kostum Superhero Wanita Selalu Seksi dan Minim?
To Top