Nasional

Kemacetan Makin Terjadi Sejak 3 in 1 Dihapuskan

MixBerita.com – Kemacetan memang selalu mewarnai jalanan di Jakarta. Namun, bukan berarti pemerintah tidak peduli. Buktinya Pemprov DKI Jakarta masih terus berbenah, kok. Salah satu upaya untuk mengurai kemacetan adalah pemberlakuan jalur 3 in 1 di beberapa ruas jalan protokol ibu kota yang sudah berjalan sejak tahun 2003.

Sayangnya, nih, di saat macet belum terpecahkan, justru muncul masalah baru, yaitu maraknya joki liar, yang kadang mengeksploitasi bayi dan anak kecil. Inilah salah satu alasan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengusulkan uji coba pembebasan 3 in 1 pada tanggal 5-8 April 2016 dan 11-13 April 2016.

Bagaimana reaksi warga Jakarta di hari pertama uji coba penghapusan jalur 3 in 1? Kalau menurut Indri Cakrawijaya, karyawan kedubes Kanada, peraturan 3 in 1 sebenarnya bukan solusi mengatasi kemacetan, tapi hanya memindahkankemacetan di Jakarta.

“Soal 3 in 1, ada atau nggak, ya, sama saja. Nggak terlalu ngaruh, tapi dengan catatan berangkatnya harus pagi. Kalau berangkatnya siang, sekitar pukul 8-9 pasti akan kena imbas jalur bukan 3 in 1,” kata Indri yang pagi ini ikut merasakan kemacetan Sudirman.

“Selama ngantor di Sudirman, kemacetannya sama saja dari tahun 2010 sampai sekarang. Apalagi kalau sore hari mau ke arah Jalan Gatot Subroto, karena banyak mobil yang mau masuk tol dan bikin macet,” tambah Indri yang kerap melewati daerah Sudirman untuk pulang-pergi dari kantor menuju rumah.

Raya Fahreza juga menulis via Twitter (‏@rayafahreza) bahwa jalan protokol sangat macet akibat uji coba bebas 3 in 1. “Laporan tes penghapusan 3-in-1 yang saya lihat: 1. Jalan protokol jadi macet 2. Jalan non protokol yang biasa macet jadi lebih terurai.”

Lain lagi Steny Agustaf yang justru bersyukur soal uji coba ini. Melalui akun Twitter-nya ‏@St_agustaf, dia menulis dengan nada bergurau, “Akhirnya kawasan pengendalian lalu lintas 3in1 dihapuskan, biarlah kopi aja yang 3 in 1.”

Sementara Sadina Kasman, Head of HR & Admin AmTrust Mobile Solutions, berkomentar bahwa durasi uji coba bebas 3 in 1 ini terlalu pendek. “Apakah seminggu valid untuk timeline pengukuran? Lalu, pengukurannya berdasarkan apa? Selama nggakada kontrol atas profesi joki, nggak akan ada efeknya mau 3 in 1 atau 6 in 1,” kata Sadina ketika dimintai pendapat oleh femina.

“Saya akan pro kalau benar-benar diatur. Masalahnya, kan, no one has a sustain control over it, alias masih angin-anginan,” tambah Sadina.

Kemacetan Makin Terjadi Sejak 3 in 1 Dihapuskan
To Top