Sejumlah pihak menjadi sorotan media menyusul kasus penodaan agama yang menimpa Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Nama orang-orang tersebut sebelumnya jarang atau bahkan tak pernah disebut. Mereka dari pengajar hingga komedian.
Berikut sejumlah nama-nama tersebut;
1. Buni Yani
Buni Yani menjadi terkenal setelah mengunggah video Ahok mengutip surah Al Maidah ayat 51 di Kepulauan Seribu di Youtube. Buni Yani telah ditetapkan sebagai tersangka oleh kepolisian pada 6 Oktober 2016..
Polisi sendiri menetapkan status tersangka bukan karena video yang Buni Yani unggah, tapi tulisan di dinding Facebook-nya. Karena itu, Buni Yani harus merasakan tahanan Mapolda Metro Jaya.
“Yang menjadi masalah adalah perbuatannya bukan memposting video, tapi perbuatan pidananya adalah menuliskan tiga kalimat di akun FB-nya ini,” ujar Kabid Humas Polda Metro Kombes Awi Setiyono pada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Rabu (23/11) malam.
Awi pun membacakan kalimat tiga paragraf tersebut kepada awak media. Kata Awi, kalimat tersebut tidak ada dalam video yang diunggahnya. Berikut kalimat paragraf yang ditulis oleh Buni Yani dengan tangannya sendiri.
“PENISTAAN TERHADAP AGAMA?
“Bapak-Ibu (pemilih muslim).. Dibohongi Surat Almaidah 51 (masuk neraka) juga bapak ibu. Dibodohi”
Kelihatannya akan terjadi suatu yang kurang baik dengan video ini”.
“Tiga paragraf inilah berdasarkan saksi ahli meyakinkan penyidik yang bsrsangkutan melanggar pasal 28 ayat 2 UU ITE. Yang di dalam kurung itu ditambahkan sendiri,” ucap Awi.
2. Ahmad Ishomuddin
Ahmad Ishomuddin menjadi perbincangan hangat baru-baru ini menyusul kesaksiannya dalam persidangan Ahok. Ia memenuhi permintaan kubu Ahok untuk bersaksi sebagai saksi ahli agama meringankan di persidangan dugaan penistaan agama pekan lalu.
Ishomuddin akhirnya diberhentikan jabatannya di MUI. Tak cuma itu, Rais Aam PBNU juga memberi Ishomuddin sanksi berupa penurunan posisi dari Rais Syuriah PBNU menjadi Tanfidziyah.
Dalam pernyataan dipersidangan, Ahli Ushul Fiqih IAIN Raden Intan Lampung Ahmad Ishomuddin membenarkan soal pernyataan presiden keempat Abdurrahman Wahid (Gus Dur) yang menyebutkan bahwa surah al-Maidah ayat 51 tidak mengatur larangan memilih pemimpin non-Muslim.
“Benar, pada masa Rasulullah SAW ayat itu sesungguhnya untuk melindungi umat Islam dan ajaran Islam dari orang-orang yang membencinya yaitu orang Yahudi dan orang Nasrani yang saling bekerja sama dan bersatu untuk memusuhi Rasulullah SAW dan para sahabatnya. Jadi, itu urusan agama bukan pemilihan umum,” kata Ahmad saat memberikan keterangan dalam sidang ke-15 Ahok di auditorium Kementerian Pertanian, Jakarta, Selasa (21/3).
Hal tersebut sempat diungkapkan oleh Gus Dur saat mengikuti kampanye untuk mendukung pasangan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Eko Cahyono saat Pilkada Bangka Belitung 2007. “Apakah non-Muslim bisa menjadi gubernur di Indonesia?” kata Humphrey Djemat anggota tim kuasa hukum Ahok. “Iya asal menang,” jawab Ahmad. “Termasuk di Jakarta?” tanya Humphrey kembali. “Iya asal menang,” kata Ahmad lagi.
3. Keluarga Hindun
Keluarga Hindun menjadi perbincangan hangat setelah berita yang menyebut nenek Hindun tak boleh dishalatkan di Mushala karena mendukung Ahok pada putaran pertama Pilkada DKI. Kabar ini kemudian dibantah pengurus RT setempat.
Polisi turut membantah jenazah Nenek Hindun binti Raisman (78) ditolak warga untuk dishalatkan di Mushola al-Mu’minun di Kelurahan Setia Budi, Jakarta Selatan. Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Iwan Kurniawan menegaskan, tidak ada penolakan terhadap nenek yang wafat pada usia ke-78 tersebut.
“Saya sudah konfirmasi sendiri ke pihak keluarga, bahwa tak ada penolakan,” ujar Iwan kepada wartawan, Senin (13/3).
Berdasarkan pengakuan keluarga, kata Iwan, Nenek Hindun tak bisa dishalatkan di mushola karena keterbatasan orang. Sementara, hanya ada Ustaz Ahmad Syafi’i di sana dan cuaca sedang hujan. “Jadinya terpaksa Ustaz Syafi’i menshalatkan di rumah bu Hindun,” kata Iwan.
Ia mengatakan, pihak polisi juga juga sudah berkoordinasi dengan pengurus RT, pihak masjid, warga sekitar, dan pihak keluarga Nenek Hindun untuk memperjelas permasalahan tersebut. Menurut dia, permasalahan tersebut muncul karena kesalahpahamann saja. Namun, saat ini sudah tidak ada masalah lagi.
3. Iwan Bopeng
Nama Iwan Bopeng sempat ramai di media sosial lantaran mengucapkan sesuatu yang menyinggung anggota TNI dan membuat ricuh beberapa TPS di Palmerah. Iwan Bopeng sendiri merupakan pendukung pasangan Ahok-Djarot.
Bopeng membuat kericuhan dengan kata-kata, “tentara gue potong di sini, apalagi elu,” dan video ini pun mendadak ramai di perbincangkan di media sosial. Hingga kini polisi mengaku belum bisa memproses Iwan Bopeng karena tak ada aduan.
4. Ruby Peggy
Melerai pengeroyokan terhadap seseorang diyakini pendukung Ahok yang membuat onar karena mabuk di Tambora, Ruby malah terseret dan dipolisikan. Ia dianggap menjadi salah satu pelaku pengeroyokan. Ruby Peggy akhirnya ditahan dan harus shalat dengan mengenakan celana pendek.
Polres Jakarta Barat telah mengabulkan permohonan penangguhan penahanan Rubby Peggy (26) dan Angga (23), tersangka pengeroyokan terhadap Iwan Batak. Saksi mata pengeroyokan Iwan, Zaenab (60) mengatakan, Iwan Batak dan kuasa hukumnya telah sepakat untuk berdamai dengan orang tua Rubby Peggy, Euis Herlinawati, ibu Idam Topan, Zaenab dan orang tua Angga, Maman (65). Kesepakatan damai kedua belah pihak dilakukan di Polres Jakarta Barat.
“Semua udah beres,” ujar Zaenab usai melakukan pertemuan perundingan perdamaian di Polres Jakarta Barat, Kamis (23/3).
Perjanjian perdamaian tersebut sudah ditandatangani oleh Rubby dan Angga selaku terlapor, dan Iwan selaku pelapor.
5. Uus
Komika Uus harus merasakan kecaman netizen setelah cuitannya dianggap nyinyir terhadap ulama. Rizky Firdaus Wijaksana telah meminta maaf kepada umat Islam melalui Majelis Ulama Indonesia (MUI) atas statusnya di Twitter yang menyinggung Pimpinan Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab.
Cuitan Uus “Emang Rizieq Ulama?*boooooom* Aku kira pulo doang yang gadung ternyata ulama juga”, langsung mendapatkan kecaman dari netizen.
Uus diterima oleh Ketua Komisi Dakwah dan Pengembangan Masyarakat MUI, KH Cholil Nafis di kantor MUI. Menurut Cholil, Uus meminta saran dan bimbingan berkaitan dengan cicitannya yang membuat heboh netizen. “Uus meminta maaf kepada umat Islam, khususnya kepada alim ulama atas opininya,” ujar Cholil dalam keterangan tertulisnya, Kamis (2/3).
Pernyataannya memang tak terkait langsung dengan Ahok. Namun ia bersikap nyinyir kepada Habib Rizieq yang selama ini dikenal mengecam keras Ahok.