Nasional
Jokowi Intensif Bahas Perombakan Kabinet
Mix Berita.com – Angin perubahan makin kencang berembus di lingkungan Istana Kepresidenan. Aroma perombakan kabinet dari ruang kerja Presiden Joko Widodo (Jokowi) terus menyeruak hingga ke berbagai penjuru Istana. Gelombang reshuffle kian sulit dibendung seiring intensifnya komunikasi politik antara Presiden Jokowi dengan para elite partai politik (parpol).
Publik pun semakin yakin bahwa Jokowi sedang menyusun strategi untuk mencari waktu yang tepat untuk mengumumkan melakukan reshuffle di jajaran Kabinet Kerja. Presiden ke-7 Republik Indonesia itu disebut-sebut sedang melancarkan operasi senyap dalam menentukan figur yang akan dicopot dari kabinet. Dia juga tengah membidik sejumlah figur yang dinilainya kapabel, berintegritas, dan mampu untuk duduk di kursi kabinet.
Satu hal yang sampai saat ini dinanti-nantikan Jokowi adalah kehadiran Wapres Jusuf Kalla (JK), yang kini sedang melawat ke Inggris, Amerika Serikat, dan Jepang. Rencananya, JK akan tiba di Jakarta, pekan depan.
Sejak JK bertolak ke Inggris, pada 26 Maret lalu, Jokowi pun tenggelam dibelantara kesibukannya menerima para tamu penting. Sebut saja, Ketua Umum Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) Wiranto, Ketua Umum Partai Nasional Demokrat (Nasdem) Surya Paloh, dan Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP), baik kubu Muktamar Surabaya Romahurmuziy dan Muktamar Jakarta Emron Pangkapi.
Selain itu, Jokowi juga menggelar pertemuan tertutup dengan sejumlah pengusaha nasional, diantaranya Erick Tohir, Arifin Panigoro, dan Muhammad Lutfi yang pernah menjabat Menteri Perdagangan pada era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Meski adanya geliat gelombang reshuffle dibantah Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno, publik tetap meyakini bahwa dalam waktu tidak lama lagi akan terjadi perubahan komposisi dalam jajaran Kabinet Kerja. Disebut-sebut, sedikitnya ada 10 menteri yang akan terkena gelombang reshuffle, di mana empat di antaranya dirotasi.
Sikap serupa juga disampaikan Staf Khusus Presiden Bidang Komunikasi Johan Budi. Mantan Jubir Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) itu mengaku adalah wajar jika Presiden Jokowi menjalin komunikasi dengan para elite parpol.
“Tentu kalau melakukan reshuffle harus berkomunikasi dulu dengan Wapres. Mengenai kapan, Presiden yang akan putuskan. Namanya bisa, tentu ya bisa ya bisa tidak,” kata Johan di Kompleks Istana Kepresidenan, Jumat (1/4).
Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti juga membantah pertemuannya dengan Presiden Jokowi di Istana terkait rotasi di kabinet. Susi mengaku tugasnya adalah membantu Presiden, bukan mengurus reshuffle kabinet.
Sebab reshuffle kabinet bukan urusan menteri, karena itu adalah hak prerogatif Presiden Joko Widodo.
“Oh, tidak ada pembicaraan tentang reshuffle. Saya menteri moso mengurus yang begitu-begitu. Tidak, kita hanya membicarakan soal kapal, cold storage,” kata Susi di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (1/4).
Sementara itu, Johan Budi juga membantah pemanggilan Erick Tohir terkait rencana Jokowi untuk menempatkan pemilik Klub Sepak Bola Inter Milan itu di Kabinet Kerja.
“Erick Thohir bertemu Presiden tidak ada kaitannya dengan isu reshuffle,” ujar Johan.
Dia mengatakan, pertemuan itu adalah membicarakan masalah Asian Games XVIII pada 2019 di Jakarta dan Palembang (Sumatera Selatan).
“Pembicaraan kemungkinan mengenai Asian Games. Jadi tidak ada pembicaraan reshuffle,” jelas dia.
Adalah wajar apabila para pembantu dekat Presiden membantah adanya rangkaian pembicaraan terkait reshuffle kabinet di ruang kerja Presiden Jokowi.
Namun, Ketua Umum Partai Hanura mengaku pasrah apabila Presiden Jokowi me-reshufflementeri dari partai itu. Saat ini, terdapat kader Partai Hanura di Kabinet Kerja, yaitu Menteri Perindustrian Saleh Husin dan Menteri PAN-RB Yuddy Chrisnandy. Apa pun keputusannya, publik berharap Presiden Jokowi akan menempatkan figur yang kapabel, loyal, dan berintegritas di kabinet. Semoga.