Era digitalisasi menuntut Badan Pusat Statistik (BPS) berinovasi dalam melakukan sensus kependudukan. Kali pertama dalam sejarah, hajatan 10 tahunan BPS dilakukan secara online.
Masa sensus penduduk online diselenggarakan sejak 15 Februari sampai 31 Maret pukul 23.59 WIB. Pencacahan online ini dilakukan secara mandiri dengan mengakses situs website sensus.bps.go.id.
Dalam pelaksanaannya, sensus penduduk online ini bisa dilakukan di mana saja sepanjang terkoneksi dengan internet. Pengisian data sensus hanya membutuhkan nomor induk kependudukan (NIK) dan nomor Kartu Keluarga (KK).
Dua nomor identitas ini berfungsi untuk membuat kata sandi (password) yang bisa dipakai oleh seluruh anggota keluarga yang terdapat di dalam kartu keluarga.
“Password bisa digunakan oleh semua NIK yang ada di dalam KK tersebut,” kata Sekretaris Utama BPS Adi Lumaksono di Kantor BPS, Jakarta Pusat, Sabtu, (15/2).
Setelah mendapatkan kata sandi, pengguna bisa langsung mengisi 22 pertanyaan yang telah disediakan. Pertanyaan yang diberikan seputar hal-hal umum.
Memang ada pertanyaan tentang perumahan. Misalnya status kepemilikan rumah. Ini dilakukan mengikuti panduan sensus yang dikeluarkan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Tetapi Adi memastikan pertanyaan yang dibuat tidak membebani masyarakat. Hanya membutuhkan waktu lima menit untuk menjawab semua pertanyaan.
Sebab, pertanyaan sengaja dibuat tertutup sehingga memudahkan masyarakat dalam proses pengisian. “Isinya juga lebih banyak pilihan yang tinggal klik,” kata dia.
Setiap NIK dalam 1 KK hanya memiliki 2 kali kesempatan mengisi sensus penduduk. Jika terdapat keraguan dalam proses pengisian, maka bisa melakukan pembaharuan (update) dengan NIK yang berbeda di KK yang sama.
Tetap Didatangi Petugas Sensus
Keluarga yang telah melakukan sensus penduduk online nantinya tidak akan didatangi petugas sensus untuk di data. Sebab, sensus penduduk manual akan tetap dilakukan untuk mendata penduduk yang tidak sempat melakukan sensus online.
“Bagi mereka yang tidak bisa akses dengan alasan berbagai hal, nanti baru bulan juli akan didatangi petugas,” Adi menerangkan.
Hasil ujicoba BPS sensus penduduk online bisa merekap data 23 persen dari seluruh penduduk Indonesia saat ini. Diperkirakan pengisian sensus online akan banyak dilakukan penduduk di pulau Jawa dan kota-kota besar lainnya.
Maka, upaya sosialisasi pun terus dilakukan. BPS menggandeng kaum milenial dana generasi Z sebagai agen sosialisasi. Apalagi, sensus penduduk online bisa dilakukan siapa saja yang bisa mengakses internet.
Cara lainnya, BPS menggandeng tokoh publik seperti Didi Kempot dan pemuka agama seperti KH. Abdullah Gymnastiar atau Aa Gym. Sebab dua tokoh ini dirasa memiliki basis massa yang bisa membantu BPS membumikan sensus penduduk online.
“Kita ajak mereka untuk memberikan komentarnya tentang Sensus Penduduk online,” kata Adi.
Tak hanya itu, sosialisasi juga telah dilakukan langsung oleh Presiden Joko Widodo dalam berbagai kesempatan. Termasuk diberbagai iklan layanan masyarakat.