Dugaan Kelainan Seksual Atalarik Syach Diungkap Majelis Hakim
Mixberita. Sidang pembacaan hasil putusan perceraian antara Tsania Marwa dan Atalarik Syach baru saja digelar di pengadilan Agama Cibinong, Jawa Barat, Selasa (15/7/2017). Dari hasil sidang tersebut, majelis hakim memutuskan bahwa keinginan Tsania Marwa untuk bercerai dari sang suami telah dikabulkan.
Namun ada hal lain yang cukup mengagetkan saat para hakim membacakan hasil putusan sidang. Dalam sidang yang berlangsung kurang lebih dua jam tersebut, terkuak fakta bahwa Atalarik ternyata memiliki kelainan seksual.
“Menurut saksi, mulai terjadi cekcok saat hamil anak pertama. Dan puncaknya empat bulan lalu. Penggugat pulang ke rumah orangtuanya dalam keadaan menangis,” kata Sahrudin selaku hakim ketua, di Pengadilan Agama Cibinong, Bogor, Jawa Barat, Selasa (15/8/2017). “Juga ada kelainan seksual, biseksual,” sambungnya.
Kelainan seksual yang diungkap saksi Tsania Marwa pada sidang pembuktian dan keterangan saksi beberapa waktu lalu, diketahui tidak hanya sekedar kecenderungan saja. Bahkan Arik dikatakan juga senang melihat video yang menampilkan model sesama jenis.
“Menurut cerita saksi penggugat, tergugat memiliki kelainan seksual yang tidak hanya pelecehan seksual dengan menyukai perempuan, tetapi juga laki-laki dengan menonton video homoseksual,” ucap hakim anggota.
Sementara itu, kuasa hukum Atalarik, Junaedi, nampak tak mau menanggapi soal kelainan seksual yang diungkap di pengadilan. Akan tetapi ia mengaku bahwa rumah tangga kliennya memang tak lagi harmonis.
“Saya tidak mau menanggapinya. Majelis hakim pun bilang tadi putusan bukan karena masalah itu (kelainan seksual). Tapi memang rumah tangga Atalarik dan Marwa sudah tidak harmonis lagi,” papar Junaedi.
Sidang putusan perceraian keduanya diketahui menghasilkan dua buah keputusan. Diantaranya keduanya telah resmi bercerai dan hak asuh kedua anak mereka jatuh ke tangan Atalarik Syach.
Rumah tangga pasangan yang menikah pada 2012 itu telah dikaruniai dua orang anak yang bernama Syarif Muhammad Fajri dan Aisyah Shabira.
