Miss Universe Thailand 2020 akhirnya jatuh ke tangan Amanda Obdam.
Ia mengalahkan dua peserta lainnya hingga babak tiga besar.
Yakni Praveenar Singh dan Punika Kulsoontornrut.
Siapa Amanda Obdam?
Boleh dibilang Amanda merupakan veteran di ajang tersebut.
Amanda Obdam sebelumnya pernah berpartisipasi di Miss Thailand World 2015, namun kalah.
Kemunculan kembali Amanda membuat dia menjadi salah satu favorit karena dianggap mengetahui beberapa tip dan teknik kompetisi.
Amanda Obdam adalah model Thailand-Kanada berusia 25 tahun.
Ia berasal dari Phuket dengan tinggi 170 cm.
Amanda adalah lulusan dari Universitas Toronto, Kanada dengan gelar di bidang Administrasi Bisnis dan Ekonomi.
Amanda memulai karirnya sebagai model pada tahun 2011 di bawah SuperRed Modeling dan telah bekerja dengan merek-merek besar termasuk Sunsilk, School, PhaoHom dll.
Dia telah mendapatkan gelar Miss Grand Phuket 2016, Miss Grand Rising Star 2016 dan Miss Tourism Metropolitan International 2016.
Amanda berpengalaman dalam industri fashion dan kontes kecantikan.
Dia juga tampil dalam dua seri di Channel 7.
Amanda Obdam ingin mengakhiri kelaparan di dunia dan akan menggunakan platform yang diberikan kepadanya di Miss Universe Thailand 2020 untuk meningkatkan kesadaran tentang hal yang sama.
Amanda selanjutnya akan mewakili Thailand di Miss Universe 2020.
Sebelumnya, dengan penampilan luar biasa Miss Universe Thailand 2019 Paweensuda Drouin menempati posisi 5 Besar.
Tentu ini menjadi tantangan bagi Amanda sebagai Miss Universe Thailand 2020.
Pada kontes Miss Universe Thailand 2020 sempat memunculkam berita salah satu peserta dikeluarkan panitia.
Peserta itu termasuk Favorit Miss Universe Thailand, yakni Chayathanus Saradatta.
Ia telah dikeluarkan dari kontes pada Rabu karena diduga menggunakan orang dalam untuk keuntungan pribadinya.
Piyaporn Sankosik, direktur eksekutif TPN 2018, penyelenggara kontes Miss Universe Thailand, mengadakan konferensi pers untuk mengumumkan pemecatan kontestan Chayathanus.
Sankosik kemudian menambahkan bahwa semua pesaing acara kontestasi tersebut harus mengikuti aturan dan regulasi yang dirinci dalam kontrak yang mereka tandatangani.
Dia juga menunjukkan, seperti yang dilansir dari Lifestyle.INQ pada Kamis (1/10/2020), bahwa kontrak dengan jelas menyatakan bahwa tidak ada orang luar yang dapat didatangkan sebagai mentor.
Selanjutnya, bahwa penyelenggara berhak untuk mendiskualifikasi kontestan, jika dia melanggar aturan.
Piyaporn juga mengatakan dia memiliki bukti untuk mendukung pemecatan jika Chayathanus ingin membawa kasus tersebut ke pengadilan.
Dia menjelaskan bahwa dia memiliki rekaman CCTV dari “orang luar”, manajer Chayathanus, yang menghadiri lebih dari 3 pertemuan.
“Chayathanus menelepon untuk mengatakan dia akan memiliki manajer pribadinya, yang telah menjaganya selama 2 tahun, untuk datang dan menemui saya,” kata Piyaporn.
Ia melanjutkan, “Tapi, ketika hari itu tiba, saya terkejut ketika melihatnya (manajernya). Dia (Chayathanus) mengaku curang, tetapi masih ingin berpartisipasi dalam kontes. Dia tidak akan mengikuti kegiatan, tapi ingin masuk babak final karena kostumnya sudah siap.”
Piyaporn mengatakan manajer Chayathanus, adalah Sithichai Reoviroj, yang merupakan satu-satunya anggota staf TPN yang belum menandatangani kontraknya.
Piyaporn menambahkan bahwa kasus ini mulai menjadi perhatiannya ketika seorang jurnalis bertanya mengapa Chayathanus lebih diperhatikan.
Sebagai anggota staf TPN, Sithichai sering mengalihkan fokus media ke Chaerim.
“Dia adalah gadis yang berperilaku baik, cerdas dan kami mencintainya, tetapi aturan adalah aturan,” kata Piyaporn.
Sementara itu, dalam sebuah wawancara televisi, kontestan mengatakan dia menerima keputusan tersebut dan meminta maaf karena tidak membaca kontraknya dengan hati-hati.
Manajernya, sementara itu, mengaku belum pernah melihat kontrak tersebut.