Para fans sepakbola di Indonesia mungkin sudah terbiasa melihat berita negatif tentang sepakbola negara mereka, seperti sanksi FIFA, dualisme liga, tim nasional yang bermasalah, Ketum PSSI di penjara dan pemain asing yang nyawanya melayang karena gajinya belum dibayar-bayar oleh pihak klub yang membuatnya tidak bisa ke rumah sakit untuk mengobati penyakitnya. Sebuah daftar berita negatif yang sangat panjang.
Tetapi pekan lalu, beritanya sangatlah berbeda dari yang biasa orang Indonesia dengar, Persib Bandung sukses merekrut Michael Essien!. Berita yang datang dari entah berantah di pagi hari dan diterima dengan suka cita oleh para pecinta sepakbola yang tim nasionalnya gagal untuk sekian kalinya di final Piala AFF Suzuki 2016 lalu.
Dan sekarang, mantan pemain timnas Nigeria dan Stoke City, Peter Odemwingie, dipercaya tinggal selangkah lagi untuk bergabung dengan Madura United.
Mungkin kedatangan dua pemain tersebut tidak memiliki hubungan satu sama lain, tetapi satu hal yang pasti, dengan kedatangan Essien, membuat sepakbola Indonesia menjadi lebih dikenal dan bisa meyakinkan pemain asing lainnya untuk datang.
Transfer Essien sukses menarik perhatian banyak pihak di seluruh dunia.
Pemain Ghana ini telah memenangkan gelar Premier League dan Liga Champions. Dia juga bermain untuk beberapa klub-klub besar di dunia seperti Chelsea, Real Madrid, Milan, Lyon dan Panathinaikos.
Di umurnya yang telah 34 tahun, Essien sekarang bukanlah Essien yang dulu kita kenal di masa-masa jayanya, seorang pemain tengah yang sangat cerdas dan bisa mengatur permainan, dimana saat itu setiap tim di dunia pasti memiliki tempat baginya. Akan tetapi, apabila dirinya masih dalam kondisi dan penampilan seperti itu, dia tidak mungkin tanpa klub selama enam bulan dan tentu saja dia dia tidak mempersiapkan diri untuk bermain di Indonesia.
Namun dia sudah dipastikan adalah salah satu transfer terbesar yang pernah terjadi di Indonesia.
Terakhir kali mereka kedatagan pemain kelas dunia adalah saat Mario Kempes. Tidak banyak pemain saat itu yang menjadikan Asia sebagai rumahnya, apalagi pemain yang sukses mencetak dua gol di final Piala Dunia.
Tetapi penyerang Argentina dan pahlawan mereka di 1978 hampir menginjak umur 40 ketika dirinya bermain sebentar bersama Pelita Jaya di awal tahun 1990.
Roger Milla juga memiliki umur yang sama seperti Kempes ketika bergabung ke Pelita Jaya. Pemain Kamerun tersebut mungkin tidak menjuarai Piala Dunia, tetapi kita bisa bilang dirinya lebih kita kenal karena beberapa gol krusialnya di Piala Dunia dan juga tarian khasnya yang seksi kala merayakan golnya.
Essien masih lebih baik dari kedua pemain tersebut, dengan umurnya kini yang tidak jauh dari masa-masa jayanya dulu dan rasanya seperti baru kemarin dia bermain di stadion besar di liga terbaik di dunia.
Sekarang Essien akan merasakan atmosfer sepakbola yang unik di Bandung dan Indonesia. Dengan kata lain, ini adalah transfer yang sangat bagus bagi liga Indonesia secara umum bukan hanya bagi Persib itu sendiri. Maung Bandung memang memiliki beberapa opsi di lini tengah, tetapi Essien sudah pasti akan bermain di tim utama.
Anda tidak akan mencari masalah dan menyia-nyiakan pemain mahal Anda (yang menolak tawaran Melbourne Victory sebelum ke Bandung) dan menempatkannya di bangku cadangan kan?
“Proses untuk mendatangkan pemain ke Indonesia sangatlah sulit,” kata Teddy Tjahyono, manajemen Persib Bandung.
“Membutuhkan negosiasi selama berbulan-bulan.”
Semua harapan tersebut akan terpenuhi, dan yang pasti, fans dari klub lain juga sangat senang.
“Alasan utama untuk mendatangkan Michael Essien adalah untuk meningkatkan nilai dari kompetisi di Indonesia,” tambahnya. “Ini akan membuka pintu kepada pemain dunia lainnya yang bisa memperkuat tim-tim di Indonesia.”
Ini adalah musim yang baru bagi sepakbola Indonesia dan awal yang baru.
Sebelumnya tidak ada liga di 2015 karena sanksi FIFA selama setahun, sebelum Indonesia dibebaskan dari sanksi tersebut pada bulan Mei 2016. Pada saat itu, liga yang tidak resmi sedang berjalan untuk memberikan para pemain, klub, pelatih, officials, fans dan sponsor untuk melakukan pemanasan sebelum liga resmi mulai setelah bebas dari sanski FIFA.
FIFA membebaskan Indonesia dari sanksi dan memperbolehkan tim nasional mereka berpartisipasi di Piala AFF Suzuki 2016, dimana hal itu adalah keputusan yang sangat baik. Dengan tidak adanya sanksi ada beberapa ekspektasi di ajang tersebut.
Tim nasional Indonesia sukses membuat kejutan dan memperlihatkan permainan luar biasa yang membuat mereka lolos dari grup berat. Merah Putih juga secara mengejutkan mengalahkan calon kuat juara, Vietnam di babak semi-final.
Pertandingan di Hanoi pada malam itu akan terus diingat oleh banyak pihak.
Lalu di babak final, mereka bertemu dengan tim kuat Asia Tenggara, Thailand, yang mungkin saja kekuatannya lebih tinggi sedikit daripada Indonesia, akan tetapi mereka sukses mencatatkan kekalahan pertama tim Gajah Putih di ajang dua tahunan tersebut, walaupun di Bangkok, mereka berhasil membalikkan keadaan dan sukses menjadi juara.
Tetapi, banyak yang melihat ada dua pemenang pada final tersebut. Indonesia bukan hanya sukses mencapai babak final, yang berhasil mematahkan semua prediksi, tetapi mereka juga sukses memainkan sepakbola yang sangat menarik dan memberikan identitas baru bagi tim nasionalnya.
Ini berarti sudah ada sedikit optimisme terkait musim yang akan mulai sebentar lagi dan kesempatan bagi para pecinta sepakbola Indonesia untuk melihat beberapa pemain yang sukses menjadi tulang punggung dan pahlawan tim nasional beberapa bulan yang lalu.
Dan sekarang terjadi transfer yang sangat menarik sebelum dimulainya liga, yang sukses membuat tajuk utama di seluruh dunia, dengan potensi kedatangan beberapa pemain bintang dunia lainnya.
Indonesia telah menjadi negara sepakbola yang “normal” lagi – walaupun gairah mereka, warna dan kecintaan terhadap olahraga ini tidak pernah bisa kita bayangkang sebagai sesuatu yang normal – dan hal ini harus kita rayakan.
Transfer Essien mungkin bisa, mungkin juga tidak bisa membantu Persib Bandung untuk meraih gelar, tetapi yang paling penting adalah, dia memberikan harapan dan optimisme kepada sepakbola Indonesia sebelum musim baru dimulai.
Kedatangannya adalah tanda dari dimualinya sebuah era baru.