31 maret 2016
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama saat menjawab pertanyaan wartawan, di Balai Kota
Hampir setengah dari pemilih Gerindra yang disurvei Charta Politika menyatakan akan memilih Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok telah hengkang dari partai besutan Prabowo Subianto tersebut.
Menanggapi hal itu, Basuki yang kini menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta menyatakan bahwa pemilih pada sesungguhnya tidak memilih partai.
“Karena kan pemilih bukan milih partai sebenarnya. Orang kan semua punya kepentingan-kepentingan sendiri,” kata Ahok di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Kamis (31/3/2016).
Ahok mengaku sudah membuktikan hal itu pada Pilkada DKI Jakarta 2012. Saat itu, pasangan Jokowi-Ahok hanya didukung oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) dan Partai Gerindra. Sementara pasangan petahana Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli
didukung oleh hampir semua partai di DPRD DKI Jakarta.
“Pemilih Gerindra dan PDI-P kecil sekali saat itu dan Pak Foke menggabungkan semua partai, toh kalah juga kan,” kata Ahok.
“Jadi sebenarnya bukan soal parpol atau apa. Orang Jakarta kan sudah makin pintar pilih orangnya,” kata Ahok.
Dari 400 responden yang disurvei Charta Politika, 13 persen memilih Gerindra sebagai partai politik untuk menyalurkan aspirasinya.
Dari para pemilih Partai Gerindra itu, 51,9 persen justru memilih Ahok menjadi calon gubernur DKI Jakarta. Sisanya, 15,4 persen memilih Yusril Ihza Mahendra, 5,8 persen memilih Sandiaga Uno,5,8 persen memilih Hidayat Nur Wahid,3,8 persen memilih Adhyaksa Dault,
7,7 persen memilih calon lain, dan 5,8 persen tidak memilih atau tidak menjawab.
Pengumpulan data untuk survei itu dilakukan pada 15-20 Maret 2016 melalui wawancara tatap muka dengan menggunakan metode kuesioner terstruktur. Jumlah sampel sebanyak 400 responden itu tersebar di lima wilayah kota administrasi dan satu kepulauan di DKI Jakarta.
Survei ini dijalankan dengan menggunakan metode acak bertingkat dengan margin of error lebih kurang 4,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen
Survei ini dilakukan setelah Ahok mengumumkan bakal calon wakil gubernurnya, Heru Budi Hartono.