Pasangan Basuki Tjahaja Purnama – Djarot Saifuld Hidayat, dipasatikan akan melenggang ke putaran kedua melawan pasangan Anies Baswedan – Sandiaga Uno, pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta putaran kedua, April mendatang.
Pada putaran pertama memang pasangan Basuki alias Ahok – Djarot memperoleh suara lebih tinggi, pasangan tersebut mendapat 2.364.577 persen atau 42,99 persen.
Sementara pasangan Anies – Sandi mendapat 2.197.333 suara atau 39,95 persen suara.
Menurut Direktur Populi Center Usep S Ahyar posisi tersebut bisa berubah.
“Pak Anies masih di atas saat ini,” ujar Usep S Ahyar dalam diskusi di kantor Formappi, Jakarta Timur.
Faktor yang menentukan dalam putaran kedua adalah siapa yang bisa mempertahankan suaranya di putaran pertama, dan yang sanggup menarik suara dari pasangan Agus Harimurti Yudoyono – Sylviana Murni sebesar 937.955 suara atau sebesar 17,05 persen, yang kandas di putaran pertama.
“Apakah suara pasangan nomor satu akan ke nomor tiga karena kesamaan sentimen, belum tentu juga. Masih terbuka peluang bagi keduanya untuk menang,” ujarnya.
Menurutnya faktor dukungan partai politik tidak terlalu signifikan dalam putaran kedua.
Pasalnya sudah terbukti, pasangan nomor 1 yang didukung oleh partai yang suaranya paling banyak, Mulai dari Partai Demokrat, Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), ternyata mendapat suara paling sedikit.
Sementara itu pasangan Anies – Sandi yang hanya didukung dua partai, yakni Partai Gerindra dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS), bisa mendapat suara tinggi pada putaran pertama, dan selisihnya dengan petahana Ahok – Djarot tidak terlalu jauh.