Wakil Ketua MPR Oesman Sapta Odang merasa belakangan aksi saling lapor semakin marak. Sehingga dia mengusulkan dibentuk lembaga baru guna mengatasi masalah ini.
“Itu dihilangkan lah saling melapor itu, supaya bisa diselesaikan secara musyawarah,” kata pria akrab disapa Oso ini di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (24/1). “Jadi harus ada satu lembaga nasional, rembuk nasional,” tambahnya.
Ketua Umum Partai Hanura ini menuturkan, Lembaga Rembug Nasional harus diisi para tokoh nasional. Ketika ada masalah pelik maka tokoh nasional itu bisa memanggil pihak bersangkutan lalu diselesaikan secara musyawarah dan mufakat.
Tokoh nasional itu, lanjut Oso, bisa diambil dari berbagai unsur. Bisa dari kalangan agama, kalangan cendekiawan, dan sebagainya. “Itu orang-orang tokoh nasional, orang tua-tua dari berbagai unsur, agama, beda ideologi. Mereka kan sudah tua, jadi pikirannya bukan untuk berkelahi, damai dunia akhirat, itu lebih baik,” tuntasnya.
Untuk diketahui, pascaaksi Bela Islam, sejumlah pihak melakukan aksi saling lapor. Belakangan, Pimpinan Front Pembela Islam (FPI), Rizieq Shihab dilaporkan ke Polda Metro Jaya oleh pimpinan pusat Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI). Rizieq Shihab diduga melecehkan umat Kristen karena menyinggung soal konsep trinitas.
Selain itu, Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri juga dilaporkan ke Bareskrim Polri dalam kasus penodaan agama. Presiden RI ke-5 itu diduga melecehkan agama Islam karena menyebut pemimpin ideologi tertutup sebagai peramal masa depan.