Di setiap pameran otomotif, tak lengkap rasanya jika tidak ada SPG-SPG cantik atau istilahnya usher yang berdiri di samping kendaraan. Di ajang Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2016 pun SPG cantik seperti ‘bertaburan’ di arena pameran.
Dari sekian banyak usher yang ada di GIIAS 2016, ada di antaranya yang masih menjadi mahasiswi. Namun, mereka tetap tidak meninggalkan aktivitas utamanya sebagai mahasiswi.
Dini Nurfitri, salah satu Suzuki Angels (usher di booth Suzuki) mengakui bahwa dia merupakan mahasiswi di salah satu universitas swasta di Jakarta. Dia mengisi waktu luangnya untuk menjadi usher.
Mencari pengalaman dan uang tambahan menjadi salah satu tujuan Dini menjadi model yang ‘menghiasi’ mobil-mobil Suzuki di GIIAS 2016. Hitung-hitung untuk meringankan biaya kuliah.
“Cari pengalaman, saya mau cari teman-teman baru di sini, dan yang pasti karena fee-nya itu. Ya bisa buat bantu-bantu kuliah juga. Ini kebetulan lagi libur kuliah,” kata Dini kepada detikOto di arena GIIAS di ICE, Tangerang, Senin (15/8/2016).
Hal itu juga diakui oleh Veronica Aurel, salah satu usher di booth Daihatsu. Gadis kelahiran 1997 ini juga masih kuliah di salah satu universitas swasta. Veronica sudah 3 tahun ini menjadi usher.
“Kerjanya lebih santai walaupun berdiri doang. Tapi kurang leih harus tahu produk, tapi enggak harus tahu lebih dalam banget sih,” kata Veronica.
Veronica mengakui, jika saatnya kuliah, maka pekerjaannya sebagai usher harus ditinggalkan. Jadi, dia tidak melupakan tugasnya sebagai mahasiswi.
“Ini isi kekosongan aja sih. Besok kuliah, kerja ditinggalin. Kan ada kontrak di awal, misalnya hari ini saya kuliah berarti saya enggak masuk, diganti sama yang lain,” kata Veronica.
Menjadi usher tak melulu mendapat pengalaman manis. Terkadang, ada juga pengalaman dukanya. Veronica, misalnya, pernah ditawari kencan oleh salah seorang pengunjung.
“Pengalaman dukanya paling hadapin customer yang genit, atau yang bawel. Ya tolak secara halus. Itu risiko pekerjaan sih. Ya pernah, kayak misalnya ada yang ngajak ke hotel, ya kita tolak. Mungkin dia menganggap semua usher jelek, padahal enggak.
Dengan adanya pengalaman tidak mengenakkan tersebut, Veronica mengaku tidak kapok menjadi usher. Maklum, bayaran menjadi usher lumayan besar.
“Masih mau jadi usher, itu kan risiko pekerjaan. Seru jadi usher, ketemu teman baru, dapat duit lagi hehe. Bayaran, sekitar Rp 1 juta per shift 6-8 jam. Tergantung brand-nya,” katanya.
