Kementerian Perdagangan AS pada Jumat (Sabtu pagi WIB) mengumumkan akan melarang semua transaksi bisnis dan memblokir download aplikasi media sosial dari Tiongkok, TikTok dan WeChat mulai hari Minggu (20/9/2020).
Pengumuman itu dikeluarkan di tengah-tengah rencana akuisisi saham minoritas TikTok oleh perusahaan teknologi AS Oracle.
Dalam konferensi per hari Jumat, Presiden Donald Trump mengatakan proses akuisisi TikTok akan terjadi secepatnya, sambil menyebut nama Oracle dan Microsoft, meskipun Microsoft menyatakan sudah mundur dari akuisisi tersebut Minggu lalu karena tawarannya ditolak.
Kementerian Perdagangan AS mengatakan masih ada waktu untuk menyelesaikan akuisisi TikTok sebelum hari Minggu. AS ingin perusahaan nasional menjadi pemegang saham mayoritas di TikTok. Alasannya agar data konsumen AS tidak “lari” ke Tiongkok. Sejauh ini, dua perusahaan AS -Oracle dan Walmart- hanya akan menjadi pemegang saham minoritas.
Pada 6 Agustus, Trump mengeluarkan perintah eksekutif untuk mendivestasi saham TikTok seluruhnya ke perusahaan AS atau dilarang beroperasi. Tenggat waktu itu jatuh pada hari Mingu besok. Alasan Trump melakukan ini karena AS mencurigai TikTok mengancam keamanan nasional karena bisa mengakses data pribadi warganya.
Jika tidak ada divestasi, makan aplikasi TikTok dan WeChat akan dicabut dari Apple dan Google store. Aplikasi WeChat juga akan menjadi tidak bisa digunakan untuk keperluan transfer dana dan pembayaran. Aplikasi TikTok masih bisa digunakan tapi tidak bisa di-upgrade.
Penutupan aplikasi total TikTok baru akan terjadi pada bulan November. TikTok punya waktu hingga 12 November untuk memberikan solusi atas isu keamanan nasional. Jika tidak ada solusi maka layanan hosting internet untuk TikTok akan dihentikan.
Menanggapi potensi pemblokiran ini, TikTok mengatakan tidak setuju dengan kebijakan Kemdag AS.
“Komunitas kami yang berjumlah 100 juta pengguna di AS memilih TikTok sebagai media hiburan, berekspresi, dan berkoneksi. Kami berkomitmen menjaga privasi dan keamanan mereka sambil menghadirkan kebahagiaan dan pilihan karir bagi content creator di platform kami”.
Menurut TikTOk, pihaknya telah berkomitmen memberikan transparansi dan pertanggungjawaban yang lebih besar dibanding aplikasi-aplikasi lain, termasuk audit pihak ketiga, verifikasi kode keamanan, dan pengawasan data oleh pihak AS.
Batas waktu TikTok 12 November lebih dari seminggu setelah pemilihan presiden 3 November, yang berarti Trump tidak akan dituduh melarang aplikasi populer yang digunakan oleh 100 juta orang Amerika sebelum mereka memberikan suara.
Dalam sebuah wawancara yang diposting di Snapchat bulan lalu, orang kepercayaan Trump Senator Lindsay Graham, R-S.C., mengatakan dia mendesak presiden untuk tidak melarang TikTok.
Di sisi lain, dalam pernyataan yang dikirim melalui email, TikTok mengatakan telah membuat banyak konsesi untuk mengatasi masalah keamanan yang diangkat oleh Administrasi Trump, termasuk memilih perusahaan AS untuk menampung data dan layanannya.