MixBerita.com, Jakarta – Presiden Jokowi memenuhi permintaan tokoh-tokoh Papua soal pembangunan Istana Presiden di tanah Papua. Jokowi menyatakan Istana Presiden di tanah Papua mulai dibangun tahun depan.
Ada 10 poin aspirasi tokoh-tokoh Papua yang disampaikan di depan Jokowi di Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Selasa (10/9/2019). Satu persatu aspirasi dari tokoh-tokoh Papua itu dikabulkan oleh Jokowi.
Tiba di poin ke-10, yaitu permintaan pembangunan Istana di Papua, Presiden Jokowi tak langsung menjawab. Jokowi terlebih dulu berbisih-bisik dengan Mensesneg Pratikno dan juga Menko Polhukam Wiranto.
Setelah berbisik-bisik sekitar 30 detik, Presiden kemudian mengabulkan permintaan itu.
“Mulai tahun depan Istananya mulai dibangun,” ujar Jokowi yang disambut tepuk tangan 61 tokoh Papua yang hadir.
Poin-poin lain yang disepakati Jokowi di antaranya adalah penyebaran PNS Papua ke berbagai daerah di Indonesia dan pembentukan badan nasional urusan Papua.
Tokoh Papua Beri 10 Hektar Tanah untuk Bangun Istana Presiden
Seorang tokoh Papua yang hadir dalam pertemuan bersama Presiden Joko Widodo di Istana negara, Selasa (10/9/2019) mengaku akan menyumbangkan tanah seluas 10 hektar kepada negara untuk dibangun istana kepresidenan.
Dia adalah Ketua DPRD Kota Jayapura Abisai Rollo, yang sangat menginginkan presiden memiliki tempat untuk berkantor, berupa sebuah istana kepresidenan di tanah Papua.
“Saya Abisai Rollo menyumbangkan tanah kepada negara 10 hektar untuk dibangun Istana Presiden Republik Indonesia,” kata dia di hadapan Jokowi dan puluhan tokoh Papua lainnya.
Hal ini disampaikan Rollo sebagai bentuk pemahamannya terhadap pesan yang pernah disampaikan oleh Presiden Pertama RI Ir. Soekarno, tentang berkorban untuk negara.
“Jangan bilang apa yang diberikan negara kepada saya, tetapi apa yang saya berikan kepada negara,” ucap Rollo menirukan pesan Soekarno yang menginspirasinya menyumbangkan lahan milik pribadinya di Jayapura kepada negara.
Dengan adanya istana di Papua, mantan Ketua Tim Kampanye Daerah Papua untuk Jokowi-Ma’ruf Amin ini berharap nantinya kedatangan Presiden tidak akan lagi disebut sebagai ‘berkunjung’ ke Papua, namun ‘berkantor’ di Papua.
Keinginannya terkait keberadaan istana di Papua adalah karena akan dibangunnya sebuah istana kepresidenan baru di Kalimantan menyusul rencana pindah ibu kota beberapa tahun mendatang.
“Dan kalau Bapak Presiden dengan kebijakan memindahkan Istana ke Kalimantan, saya juga meminta dengan hormat untuk juga membangun istana presiden Republik Indonesia di Papua.
“Sehingga Bapak Presiden dalam 5 tahun ini yang berkantor pertama di Istana Presiden di Papua,” lanjutnya.