Koordinator Forum Rakyat Lieus Sungkharisma heran kasus SMS dan Whatsapp Ketua Umum Perindo Hary Tanoesoedibjo kepada Jaksa Yulianto diungkit-ungkit lagi. Padahal, kejadian itu sudah lama. Kini Hary Tanoe telah ditetapkan sebagai tersangka oleh Mabes Polri.
“SMS dan WA Hary Tanoe kepada Jaksa Yulianto itu sudah terjadi 1,5 tahun lalu. Tapi kenapa baru sekarang diungkit-ungkit?” tanya Lieus melalui keterangan persnya, Minggu 25 Juni 2017.
“Apa karena pak Amien Rais dan Hary Tanoe menolak mendukung Ahok dan lebih memilih mendukung Anies-Sandi dalam Pilgub DKI maka dicari-cari terus kesalahan mereka?” tanya Lieus lagi.
Dugaan itu, kata Lieus, bukan tanpa alasan. Pasalnya, dasar pelanggaran hukum yang disangkakan seringkali terkesan sangat sumir dan sesungguhnya bisa diselesaikan dengan cara musyawarah.
“Tak semua kasus harus dibawa ke pengadilan kan? Kita inikan negara Pancasila yang berlandaskan pada musyawarah mufakat?” ujar dia.
Ia menegaskan, dalam kasus SMS yang menyebabkan Hary Tanoe ditersangkakan, dirinya tak melihat adanya kata-kata bernada ancaman dalam SMS maupun WA yang dikirimnya ke Jaksa Yulianto.
Dalam SMS Tertanggal 5 Januari 2016, Hary Tanoe menulis, “Mas Yulianto. Kita buktikan siapa yg salah dan siapa yg benar. Siapa yg profesional dan siapa yg preman. Anda harus ingat kekuasaan itu tidak akan langgeng. Saya masuk ke politik antara lain salah satu penyebabnya mau memberantas oknum2 penegak hukum yang semena-mena, yg transaksional, yg suka abuse of power. Catat kata-kata saya disini, saya pasti jadi pimpinan negeri ini. Disitulah saatnya Indonesia akan dibersihkan.
Sedangkan dalam WA tanggal 7 Januari 2016, Hary Tanoe menulis; “Mas Yulianto. Kita buktikan siapa yg salah dan siapa yg benar. Siapa yg profesional dan siapa yg preman. Anda harus ingat kekuasaan itu tidak akan langgeng. Saya masuk ke politik karena ingin membuat Indonesia maju dalam arti yang sesungguhnya, termasuk penegakan hukum yang profesional, tidak transaksional, tidak bertindak semena-mena demi popularitas dan abuse of power. Suatu saat saya akan jadi pimpinan negeri ini. Disitulah saatnya Indonesia akan berubah dan dibersihkan dari hal2 yang tidak sebagaimana mestinya. Kasihan rakyat, yang miskin makin banyak, sementara negara lain berkembang dan makin maju.”
“Lalu, mana dari dua tulisan itu, baik di SMS maupun di WA yang mengancam Jaksa Yulianto? Menurut saya apa yang dikatakan Hary Tanoe adalah kata-kata yang umum. Bahkan menurut saya apa yang dikatakan Hary Tanoe itu adalah keinginan setiap orang yang ‘gerah’ melihat bagaimana penegakan hukum di negeri ini dijalankan,” ujar Lieus.