luar negeri

Marawi, Daerah Komunitas Muslim di Filipina yang Jadi Sorotan Dunia

Dalam sepekan ini, nama kota Marawi yang terletak di Filipina menjadi pembicaraan dunia. Sebab, di kota tersebut sedang terjadi pemberontokan yang dilakukan oleh kelompok Maute. Bentrokan antara kelompok yang dituding sebagai teroris dengan militer Filipina tidak terelakkan.

Sudah banyak korban yang jatuh di antara kedua belah pihak. Kelompok Maute makin dikenal Karena pemberontakan itu diduga kuat punya kaitan dengan ISIS. Lantas seperti apa kota Marawi yang dihuni 201 ribu jiwa sebelum krisis berdarah itu terjadi?

Marawi sebelum konflik itu pecah, dikenal sebagai kota dengan penduduk mayoritas muslim. Itulah kenapa, dari kota seluas 87,55 km itu mudah ditemukan banyak sekali atribut muslim yang diperdagangkan. ’’Pedagang biasanya lewat Marawi karena banyak yang bisa dibeli terutama jilbab,’’ ujar Presiden Asosiasi Mahasiswa Asing Universitas Mindanao kota Davao, Chadijah Saraswati.

Marawi merupakan ibu kota dari provinsi Lanao del Sur. Penduduknya biasa disebut dengan Maranao dan bahasa yang digunakan adalah Maranao. Nama itu diambil dari sebuah danau yang berada di kota tersebut yakni Lanao. Nama danau itu jika dilafalkan adalah Ranao.

’’Kalau mau ke sana, butuh waktu sampai tujuh jam perjalanan dari Davao,’’ ujar Ketua Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Filipina Hidayatullah Negarawan. Kota Davao merupakan daerah asal dari presiden Filipina Rodrigo Duterte.

Sebagai kawasan yang 96 persen penduduknya muslim, hukum syariah sebenarnya berlaku di kota itu. Namun, tidak sepenuhnya mengikuti tata cara Islam dalam menjatuhkan hukum. Misalnya, tidak ada hukuman potong tangan, rajam, atau bentuk lain yang bertentangan dengan system di Filipina secara umum.

Hukum Islam bisa diterapkan di Marawi karena menjadi bagian dari Wilayah Otonomi Muslim Mindanao atau Autonomous Region in Muslim Mindanao (ARMM). Kekhususan itu muncul akibat dari pemberontakan di Filipina yang dimotori oleh Moro National Liberation Front (MNLF) pada 1972.

Keberadaan MNLF menuntut kebebasan. Apalagi, Mindanao merupakan kawasan di Filipina yang terpisah karena berbeda kepulauan. ARMM muncul sebagai hasil berunding antara MNLF dan pemerintah Filipina. Pada 1989 di Cotabato, menghasilkan kesepakatan adanya daerah otonomi muslim itu.

Marawi kerap disebut sebagai jantung komunitas Muslim di Filipina. Itulah kenapa, kehidupan yang Islami bisa dilihat di kota itu. Berbagai arsitektur khas Islam, termasuk masjid banyak ditemukan. Dikutip dari www.vigattintourism.com, selain berjualan berbagai pernak pernik Muslim, orang Marawi mengandalkan agrikultur.

Bagaimana untuk tujuan wisata? hanya beberapa informasi yang menyatakan sebagai tujuan wisata. Selain masjid-masjid yang indah, turis bisa menuju Danau Lanao, Aga Khan Museum di Universitas Negeri Mindanao kota Marawi, Monumen Moncado Colony, sampai katedral Maria Auxiliadora. Bisa jadi, Karena kawasan itu mengutamakan perdagangan jadi tidak terlalu banyak tempat untuk wisata.

To Top