Nasional

Badan Siber dan Sandi Negara Harus Bisa Atasi Nigerian Scam

Nigerian Scam merupakan penipuan di dunia maya dengan modus mencari jodoh. Tak sedikit orang Indonesia yang pernah jadi korban penipuan komplotan Nigerian Scam.

Pakar Komputer Forensik Ruby Alamsyah mengatakan Nigerian Scam merupakan kejahatan yang paling marak di dunia Internet. Sebab, korban Nigerian Scam bisa mengalami kerugian Rp 500 miliar setiap tahun. Kebanyakan korban tersebut merupakan perempuan.

“Kalau jumlah korban lebih banyak maupun jumlah kerugian itu Nigeria Scam Rp 500 miliar per tahun. Nigerian Scam ini bisa kena aspek masyarakat yang punya akses perbankan maupun yang tidak,” ujar Ruby di Kampus Universitas Gunadarma, Jl TB Simatupang, Jakarta Selatan, Sabtu (10/6/2017).

Menurutnya, polisi terbatas mengungkap pelaku penipuan Nigerian Scam karena berada di luar negeri. Selain itu, korban juga tak melaporkan kasus penipuan tersebut.

“Kendala tidak terpantau karena pelaporan ke polisi sedikit, mungkin korban malu terpublish dan polisi terbatas untuk mengungkap pelaku banyak di luar misalnya ada di Malaysia, Nigeria, Singapura,” ujar dia.

Dia mencontohkan, salah satu kasus Nigerian Scam yang dialami oleh perempuan berusia 35 tahun yang tidak punya pasangan atau putus cinta. Pelaku memasang fotonya dengan tampan dan keren di media sosial.

Kemudian, perempuan itu terpikat dan menjalin hubungan. Bahkan, perempuan itu rela pergi ke luar negeri untuk menemui si pelaku.

“Dari foto yang kami lihat dari korban melihatkan pelaku tampang bagus dan keren, jadi ibu-ibu makanya rela. Kalau bahasa ibu-ibu, mereka terkesan terhipnotis, dibikin percaya dulu lah,” kata dia.

Oleh sebab itu, dia berharap Badan Siber dan Sandi Negara bisa menangkal pelaku Nigerian Scam. Apalagi, pelaku itu mengincar negara berkembang seperti Indonesia yang mempunyai jumlah pengguna internet mobile terbanyak.

“Berharap Badan Siber dan Sandi Negara menutup celah itu Nigerian Scam, modusnya mereka menghampiri negara berkembang, masyarakat pengguna internet pakai mobile dan sekuriti internetnya masih kurang,” terang dia.

Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) dibentuk berdasarkan Perpres No 53/2017. BSSN akan resmi beroperasi pada September 2017.

To Top